Bupati Trenggalek Masuk Nominasi UCLG-Aspac Mewakili Asia Tenggara

Emil Elestianto Dardak

Emil Elestianto Dardak

Trenggalek, Bhirawa
Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak masuk nominasi dalam badan eksekutif biro Asosiasi Pemerintah Daerah se-Asia-Pasifik (United Cities And Local Governments Asia And The Pacific/UCLG-ASPAC) mewakili Asia Tenggara.
“Ya, saya masuk nominasi untuk duduk di situ (biro eksekutif UCLG-ASPAC). Artinya akan dicalonkan resmi sebagai wakil dari (pemerintah daerah) Asia Tenggara, tidak hanya Indonesia,” kata Bupati Emil Elestianto Dardak di Trenggalek, Minggu (4/9).
Emil mengatakan, pembentukan dan penetapan formasi struktur eksekutif biro Pemda se-Asia-Pasifik akan digelar di Seoul, Korea Selatan pada Selasa (6/9) hingga Kamis (8/9).
Namun sehubungan dengan rencana pencalonan Emil dalam struktur biro eksekutif UCLG-ASPAC, suami artis Arumi Bachsin itu sudah harus tiba Korea Selatan sehari sebelum acara dimulai, atau mulai Senin (5/9).
“Itu karena kami diminta khusus memaparkan strategi pembiayaan pembangunan, karena kebetulan kami dipandang memiliki pengalaman di bidang pembiayaan infrastruktur alternatif menggunakan konsep public private partnership,” papar Emil.
Selain Emil, kepala daerah lain dari Indonesia yang dinominasikan masuk struktur UCLG-ASPAC adalah Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal sebagai Standing Committe for Woman in Local Government dalam Asosiasi Pemda se-Asia-Pasifik tersebut.
“Untuk yang benar-benar badan eksekutif biro, yang duduk di situ dan dicalonkan kali ini adalah Trenggalek,” kata Emil.
Menurut penjelasan Emil, posisi yang sama sebelumnya dimandatkan ke Bupati Wakatobi Sulawesi Tenggara. “Kami mendapat banyak masukkan dari beliau (Bupati Wakatobi) bahwa banyak sekali manfaat yang didapat dari posisi strategis di forum internasional seperti halnya Asosiasi Pemda se-Asia-Pasifik ini. Setidaknya dalam hal promosi potensi wisata dan ekonomi daerah, seperti halnya pariwisata di Wakatobi,” kata Emil.
Selain menyampaikan konsep pembiayaan pembangunan daerah melalui pembiayaan infrastruktur alternatif berbasis public private partnership, Emil juga akan memaparkan strategi pembangunan kota kecil di Trenggalek.
“Kebetulan Trenggalek juga baru saja menerbitkan dua perda yang diinisiasi DPRD dan bisa menjadi pondasi pembangunan kawasan secara menyeluruh, yakni perda kerjasama daerah dan perda pinjaman daerah. Gubernur (Jatim) mengapresiasi penerbitan dua perda ini,” kata Emil.
Dengan kondisi keuangan dampak penerapan dua perda itu, kata Emil, gubernur bepesan agar Pemkab Trenggalek serius memperhatikan pengelolaan keuangannya.
“Intinya jangan sampai pelaksanaan dua perda ini justru membuat perencanaan fiskal yang berantakan. Harus bisa didorong bagaimana pemerintah daerah lebih bisa mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja lebih cepat,” katanya.
Dengan modal dua perda itu pula, kata Emil, secara teori pembangunan yang bersifat vital bisa lebih dikonsentrasikan sehingga jeda antara perencanaan dan realisasi tidak terlalu lama.
“Tidak usah menunggu tiga hingga empat tahun atau lima hingga tujuh tahun, tapi jika bisa dipercepat dalam 1-2 tahun semua sudah tuntas. Pembangunan kawasan secara menyeluruh melalui pembiayaan infrastruktur alternatif ini yang nanti coba kami paparkan dalam forum Asosiasi Pemda se-Asia Pasifik di Korsel,” kata Emil. [ant]

Tags: