Bupati Tuban: Itu Kesalahan Semua Pihak

Bupati Tuban, H Fathul huda saat meninjau secara langsung kondisi jembatan nasional Cincim di Kecamatan widang yang menghubungkan antara Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamogan. [Khoirul huda]

Ambruknya Jembatan Widang Sudah Diprediksi
Tuban, Bhirawa
Jembatan nasioanl, penghubung antara Kabupaten Tuban yang terletak di wilayah Kecamatan Widang, dengan Kabupaten Lamongan yang berada di Kecamatan Babat, pada sisi bagian selatan (jalur Lamongan menuju Tuban) atau yang dikenal oleh masyarakat jembatan Cincim lama, kemarin (17/04), sekitar Pukul 10 .50 Wib ambruk karena bagian kontruksi bawah jembatan patah.
Ambruknya jembatan Cincim lama, ternyata sudah diprediksi jauh hari oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tuban, Muji Slamet. Diduga kuat ambruknya jembatan sepanjang 60 meter ini, karena tiang penyangganya begeser akibat tergerus arus Sungai Bengawan Solo. “Tiangnya yang geser karena tergerus arus sungai,” ujar Muji Slamet (17/4).
Mantan Camat Soko ini, membenarkan jika jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro ini diresmikan sekitar tahun 1983. Dikarenakan wilayah hulu banyak penambang pasir tradisional ilegal, akhirnya tiang jembatan geser dan akhirnya ambruk. Jembatan yang ambruk ini, juga tercatat sudah rusak dua kali. Pertama bulan Juli 2015, dan November 2017.
Pihaknya mengaku sebelum kejadian ini sudah memberi peringatan kepada pengguna jalan agar tidak melintas jembatan tersebut. Namun tanpa disertai tanda-tanda, jembatan yang melintang di atas Sungai Bengawan Solo itu siang ini mendadak ambruk. “Karena ini kewenangannya pusat kami akan mengkoordinasikannya,” katanya.
Setelah mendengar Jembatan kembar Cincim di Kecamatan Widang Ambruk, Bupati Tuban, H. Fathul Huda beserta jajaran Dinas terkait langsung turun lapangan mantauan terhadap jembatan nasional penghubung antara Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Tuban yang ambruk.
Dalam kunjunganya, Fathul Huda mengatakan, kejadian ambruknya jembatan ini memang tidak terdeteksi dan tanda apapun. Namun dari keterangan Satlantas Polres Tuban beberapa hari lalu, telah memberikan rekomendasi terkait kontruksi jembatan yang berada diperbatasan Kecamatan Widang-Babat ini sudah mengalami kelainan. “Dari Lantas sudah pernah memberi rekomendasi kalau jembatan ini sudah mengalami kelainan,” ujar Bupati Tuban H. Fathul Huda saat di temui di lapangan, Selasa (17/4).
Lebih lanjut, saat ditanya apakah ambruknya jembatan ini merupakan kelalaian dari Binamarga, Bupati menyampaikan bahwa faktor dari kejadian ambruknya jembatan ini merupakan kelalaian dari semua pihak.
“Ya kita koreksi semuanya, bukan hanya satu pihak tapi keseluruhan, dan kita berdoa semoga keluarga korban ini bisa menerima kejadian ini,” imbuh Wakil Ketua PWNU Jatim ini.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin mengatensi peristiwa ambruknya Jembatan Widang. “Peristiwa jembatan ambrol sudah ditangani Kapolres Tuban. Saat ini kita fokuskan proses evakuasi korban maupun kendaraan,” katanya di Mapolda Jatim.
Kapolda menjelaskan, Polres Tuban bekerja keras dalam proses evakuasi. Sebab jembatan Widang berada di perbatasan menuju Tuban dan Lamongan, tapi wilayahnya masuk wilayah Tuban. “Laporan dari Kapolres Tuban saat ini korban masih dua orang yang meninggal dunia,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Tuban, AKBP Sutrisno HR saat dikonfirmasi mengatakan, masih pada proses penyelidikan, pihaknya belum mengetahui pasti penyebab ambruknya jembatan, apakah dari sisi usia, karena jembatan ini di bangun dari 1983, atau dari faktor yang lainnya. “Kita masih melakukan penyelidikan dari tim gabungan, untuk memastikan penyebab dari ambruknya Jembatan, ” tambahnya.

Dua Nyawa Melayang
Dalam peristiwa ambruknya Jembatan Cincim itu, 1 dump truk muat limbah smelter, 2 truk tronton muatan pasir, dan 1 sepeda motor jatuh ke Sungai Bengawan Solo yang melintas dibawahnya. Hingga berita ini ditulis, dalam peristiwa tersebut menyebabkan dua korban jiwa.
Dari keterangan beberapa saksi kejadian yang melintas saat peristiwa, masih belum diketahui sebab musababnya ambruknya jembatan yang dibangun sekitar tahun 1983 tersebut secara pasti. Diterangkan tiga truk berjalan dari arah Surabaya ke Kabupaten Tuban berjalan layak normalnya tidak ada halangan apapun.
Namun ketika dilokasi kejadian, tiba-tiba jembatan ambruk dan ketiga kendaraan juga ikut terperosok kedalam sungai Bengawan Solo. “Ini baru yang baru dipastikan ada dua korban yang meninggal, dan seorang pengendara sepeda motor masih belum diketahui keberadaannya,” Kapolres Tuban, AKBP Sutrisno HR.
Untuk identitas korban saat ini belum bisa diketahui karena para petugas masih mencari identitas dari korban yang meninggal dunia.
Semenatar itu pasca ambrolnya Jembatan Cincin yang menghubungkan antara Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Tuban dan untuk mengurai jalur lalu lintas yang padat dan membahayakan, akhirnya arus lalu lintas digunakan sistem buka tutup oleh petugas. “Jalur kita gunakan secara berganti dari arah Tuban-Surabaya maupun sebaliknya, ” Kasatlantas Polres Tuban, AKP Eko Iskandar, (17/4).
Selain itu, masih kata Mantan Kasat Lantas Blitar ini, ia menjelaskan untuk antisipasi penumpukan Kendaraan di Jalur Tuban-Widang, petugas juga mengalihkan jalur untuk melewati jalur utara, atau masuk dalam jalur Pakah. “Jalur juga kita alihkan ke Jalan Gesikharjo-Surabaya, atau lewat Pakah mas,” tambahnya. [hud,bed]

Tags: