Bupati Tuban Mantu 15 Pasangan Pengantin di HJT Ke-724

Bupati Tuban saat menjadi Saksi pernikahan 15 pasangan pengantin di Masjid Agung Tuban, yang mana kegiatan Nikash Massal tersebut merupakan rangkaian dari peringatan HJT ke-724. (Khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Kemarin, 12 Nopember 2017 adalah hari yang istimewa bagi 15 pasangan pengantin yang mengikuti nikah massal di Masjid Agung Tuban. Nikah massal yang dilakukan dalam rangka memperingati puncak Hari Jadi Tuban (HJT) ke-724 yang juga tepat pada tanggal 12 Nopember ini disaksikan secara langsung Bupati Tuban, H Fathul Huda beserta jajaran Forum Komunikasi Perangkat Daerah (Forkopimda) setempat.
“Alhamdulillah sekarang sudah halal,” kata salah seorang mempelai pria asal Kecamatan Jatirogo, Mochammad Subekan, usai akad nikah sambil tersenyum (12/11).
Pria berkulit sawo matang ini tidak memiliki tujuan lain ikut nikah massal, selain ingin meramaikan HJT serta agar pernikahanya Sah menurut Negara. Setelah akad nikah, Subekan bersama istrinya Sella Nining Fitriyani langsung mengikuti pawai menuju acara resepsi di Pendapa Krida Manunggal Tuban besama pasangan pengantin yang lain.
“Sedikit malu waktu dikecup kening oleh suami di depan Bupati,” kata Sella sambil tersipu.
Namun dia mengaku senang dapat berpartisipasi dalam HJT. Selain gratis, setiap mempelai juga memperoleh mahar Rp1 juta, dan perlengkapan pernikahan lainnya yang di support oleh Pemkab Tuban.
Nikah gratis ini diketahui Sella dari Pemerintah Desa (Pemdes) dan Kantor Urusan Agama (KUA), setelah itu dia langsung mendaftar di Bagian Kesra Setda Pemkab Tuban.
Sementara itu, Bupati Tuban, H Fathul Huda, menjelaskan kegiatan nikah massal gratis ini sebagai wujud daerah menyejahterakan masyarakatnya. Dikhawatirkan apabila hubungan tidak tercatat resmi di agama dan negara, bakal berdampak negatif terhadap anak keturunannya.
Disamping itu, tidak semua masyarakat di Bumi Wali (sebutan lain Kabupaten Tuban) memiliki kemampuan yang sama menggelar pernikahan. Diharapkan melalui nikah missal gratis ini tidak ada lagi masyarakatnya yang tidak dapat menikah hanya gara-gara tidak punya biaya.
“Begitupun dengan orang sakit tidak bisa berobat, karena tak memiliki biaya. Semoga ini bermanfaat dan menyejahterakan mempelai yang membutuhkan,” sambungnya.
Sebelumnya, Pemkab Tuban bersama seluruh elemen masyarakat atau 800 peserta yang hadir mulai TNI, Satpol PP, Korpri, Mahasiswa, dan pelajar telah upacara HJT ke-724 di Alun-alun Tuban. Pada kesempatan itu, Bupati Huda mendorong semua elemen masyarakat termasuk Kepala Desa (Kades) bekerjakeras dalam melayani masyarakat. Salah satu hal kecil dan penting soal penataan adminitrasi yang baik.
“Semua kades dan camat harus giat dan inovatif mengembangkan potensi di wilayahnya,” himbau Bupati Huda.
Usai upacara, Bupati juga memberikan pengharagan serta apresiasi pada lembaga pendidikan, Rumah sakit, Kades, Camat, OPD dan perseorangan atas prestasi dan inovasi yang diraih selama ini. Seperti Pemerintah Desa (Pemdes) Socorejo, Kecamatan Jenu telah menerima dua penghargaan sekaligus dari Pemkab Tubanyakni juara 2 Lomba 10 program pokok PKK, dan juara 3 lomba tata kelola kearsipan dan sistem pemerintahan desa tingkat kabupaten.
“Alhamdulillah kami meraih dua penghargaan sekaligus dari Bupati,” kata Kepala Desa Socorejo, Arif Rahman Hakim, setelah upacara HJT di Alun-alun Tuban (12/11).
Lomba kearsipan merupakan program dari Dinas Kearsipan Daerah Kabupaten Tuban. Tujuannya memberikan pembinaan kepada kepala desa beserta perangkat desanya, dalam penataan administrasi serta kearsipan
Harapannya dengan sistem administrasi yang rapi, kinerja pemdes akan semakin baik dalam melayani masyarakat. Socorejo telah membuktikan itu, sekalipun hanya baru meraih juara ketiga.
Arif bersyukur dalam 11 bulan memimpin Socorejo dapat melakukan reformasi birokrasi sehingga banyak membuahkan hasil. Terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diterima desa Socorejo di tahun 2017 ini.
“Indeks kepuasan masyarakat kepada perangkat desa juga semakin baik,” tegas kades ring 1 pelabuhan Semen Gresik. (Hud)

Tags: