Bupati Tuban Panen Garam Sistem Tunel dan Kerapu Keramba Apung

Bupati Tuban, H Fathul Huda saat memanen Garam Sistem Tunel hasil kerjasama Pusat Studi Pesisir dan Kelautan (PSPK) Universitas Brawijaya Malang.

Tuban, Bhirawa
Bupati Tuban, H. Fathul Huda bersama istri melakukan peninjauan perkembangan dan melaksanakan panen Budi daya kerapu keramba apung di lepas pantai Kecamatan Bancar, Kamis (27/12). Hadir dalam kegiatan ini hadir Seksi Produksi Perikanan Dirjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Drs. Tadjudin, Kabid Perikanan dan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, Edi Pranoto, UPT Balai Budi Daya Perikanan Situbondo, Kadis Perikanan dan Peternakan, Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban.
Kepala Diskanak Tuban, Ir. M. Amenan, M.T., menyebutkan bahwa Potensi budidaya kerapu keramba apung yang dikembangkan dinasnya memiliki potensi yang bagus, dari modal senilai 300 juta rupiah yang terbagi dalam 8 Petak, yang efektif dipakai 7 petak, sedangkan 1 petak lainnya digunakan untuk proses sortir dan pemisahan bibit.
Setiap petak dapat menampung 400-500 bibit kerapu dengan masa pemeliharaan 6- 7 bulan dapat mengasilkan kurang lebih140 Kwintal dengan asumsi harga 85 ribu/Kg, atau akan mendapatkan nilai kotor sekitar 120 juta rupiah. Adapun untuk biaya pemeliharaan dan operasional berkisar 50-60 Persen.
Lebih lanjut Amenan menjelaskan bahwa keramba apung yang ada tersebut merupakan hibah dari Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2017 sebanyak 2 unit yang dihibahkan kepada 2 kelompok nelayan Desa Bulu Kecamatan Bancar. Selanjutnya akan direncanakan program bantuan hibah sebanyak 2 unit Keramba apung pada tahun 2019 dari dana APBD Kabupaten Tuban.
Dalam rangkaian kunjungan lapangan tersebut, Bupati Tuban beserta rombongan juga melakukan peninjauan dan uji coba dan panen produksi Garam dengan sistem Tunel di Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang. Produksi Garam dengan Sistem Tunel yang menggandeng Pusat Studi Pesisir dan Kelautan (PSPK) Universitas Brawijaya Malang ini menurut Amenan bertujuan mengubah pandangan masyarakat tentang produksi garam yang tetap bisa dilakukan walaupun dalam musim hujan. Di samping itu, produksi garam dengan sistem tunel memiliki kualitas 90 NaCl atau setara dengan kualitas industri.
Dengan area produksi mencapai 1 hektar dapat dibangun 14 tunel lahan produksi dengan ukuran meter perseggi. Dari 14 tunel tersebut dapat dibagi 6 tunel peminihan, 4 tunel tandon, 4 tunel kristalisasi. Dari 4 tunel kristalisasi, masing-masing tunel mampu memproduksi 300 kg garam (0,3 ton).
“Penerapan metode tunel dapat dilakukan panen 2 kali dalam satu bulan dengan asumsi produksi 6 bulan musim kemarau dan 6 bulan musim hujan. Setelah melewati proses kristalisasi maksimal 15 hari dapat dilakukan panen garam,” terang Amanen.
Sementara itu Direktur PSPK, Andi Kurniawan, D. Sc. Menyatakan bahwa Sistem Tunel dengan menggunakan tambak rumah kaca mampu memproduksi sekitar 164 Ton garam perhektar pertahun jauh lebih besar dari pada tambak konvensional yang hanya mampu sebesar 80-100 Ton.
Dengan investasi tambahan untuk pembuatan rumah kaca sebesar 54 Juta Perhektar (dapat digunakan selama 3 Tahun). Dengan asumsi harga garam 1000 rupiah perkilo maka petani garam akan memperoleh penambahan nilai sebesar 64 Juta perhektar pertahun.
Sementar itu, Bupati Tuban, H. Fathul Huda setelah melaksanakan panen di dua lokasi berbeda tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Diskanak Tuban dan semua pihak terkait pada kedua program tersebut. Hasil inovasi ini oleh Bupati diharapkan dapat memberikan output yang bermanfaat bagi masyarakat. “Bukan sekedar inovasi, tetapi juga harus membawa nilai ekonomi yang mampu menyejahterakan masyarakat,” kata Bupati Huda dalam sambutanya. [hud]

Tags: