Bupati Tuding Data DBD RSK Mojowarno Salah

Nyono Suharli

Nyono Suharli

Jombang, Bhirawa
Temuan data di Rumah Sakit Kristen Mojowarno terkait DBD yang mencapai 215 orang dan meninggal 2 orang dibantah Bupati Nyono Suharli. Orang nomor satu ini balik menyalahkan pihak rumah sakit swasta ini telah mengeluarkan data yang keliru.
“Memang ada kesimpang siuran data, namun tadi malam setelah kroscek semua bahwa Kepala RS Mojowarno telah melakukan laporan tertulis,  laporannnya jumlah korban yang dirawat disana sebanyak 60 orang. Setelah tim Dinkes kesana dan yang layak DBD itu 35,”ujar Bupati Nyono ditemui usai kegiatan olah raga di kantor pemkab Jombang, Rabu 3/2) mengatakan.
Bupati mengakui memang di RSK ada kematian, namun dari total jumlah korban DBD yang dilaporkan tidak semuanya adalah terserang DBD. “ Bisa karena tifes dan yang lainnya,” tandasnya.
Masih menurut bupati, kesalahan ada di RSK Mojowarno, karena pihak humas RSK Mojowarno tergopoh saat diminta data oleh wartawan. Dikatakannya atas kesalahan data ini, pihaknya tidak bisa memberikan sanksi.” Karena Rumah sakit swasta maka kita hanya memberikan himbauan. Jika ada informasi yang valid agar tidak simpang siur,”tandasnya mengatakan.
Ia kembali menekankan jumlah korban DBD di Jombang secara keseluruhan adalah 235 termasuk data dari RSK Mojowarno.” Data yang resmi dan valid adalah 235, datanya resmi ada di Dinas kesehatan, dan yang meninggal tetap 8 orang,’tandasnya.
Bantahan ini akhirnya juga diikuti oleh Direktur RS Kristen Mojowarno, dr, Tjatur yang mengatakan bahwa dari 215 pasien yang dirawat itu memang yang positif DBD hanya 35 orang. “ Dari total itu belum bisa dipastikan DBD sesuai dengan ketentuan WHO, yang dipastikan hanya 35,”ujarnya.
Dengan simpang siurnya data korban DBD dikabupaten Jombang, pihak Dinas Kesehatan kemarin dikabarkan mengumpulkan seluruh Rumah sakit swasta. Belum diketahui hasil pertemuan antara Dinas Kesehatan dengan pihak rumah sakit non pemerintah ini.
Sementara itu, data di Rumah Sakit NU Jombang selama Januari hingga Februari, pasien yang suspek DBD sebanyak 3 orang, 55 DHT dan 5 DF. “Alhamdulillah semuanya yang dirawat di sini kembali sehat tidak ada yang meninggal,”ujar Hamid Bisri Humas RS NU menuturkan.
Gus Mamik biasa dipanggil mengaku, baru hari ini dimintai data terkait jumlah pasien DBD oleh DInas Kesehatan.” Hari in kia ada undangan dengan Dinas mungkin salah satunya terkait data itu. Kalau laporan kita lakukan setiap tahun,”tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Bagian Umum Rumah sakit Kristen (RSK) Mojowarno, Jombang,  dr Sunu membeberkan, jumlah pasien DBD yang dirawat selama Januari hingga awal Februari sebanyak 215 pasien. Dalam rumah sakit menerima sekitar 7 pasien. Dua korban meninggal, atas nama Nabila Aurora (9) dan Muhammad Alfaro (11).
Sunu menambahkan, pasien DBD yang dating di RSK Mojowarno, kebanyakan berasal dari kawasan endemis DBD. Diantaranya, Kecamatan Mojowarno, Jogoroto, Sumobito, Peterongan, Diwek, Mojoagung, dan Kecamatan Jombang Kota.
Dengan terungkapnya data salah satu rumah sakit swasta ini, maka dipastikan jumlah korban DBD di Kota santri meningkat dua kali lipat menjadi 450 korban.  Dengan angka kematian sebanyak 10 orang. Yakni di RSUD Jombang sebanyak 8 korban meninggal dan RSK Mojowarno 2 orang meninggal. [rur]

Tags: