Bupati Tulungagung ke Jakarta Karnaval Ditunda

Warga melihat papan pengumuman jadwal kegiatan PHBN yang terpampang di Alun-Alun Kota Tulungagung.

Warga melihat papan pengumuman jadwal kegiatan PHBN yang terpampang di Alun-Alun Kota Tulungagung.

Tulungagung, Bhirawa
Acara karnaval Agustusan atau pawai bhinneka tunggal ika dan alegori tingkat sekolah menengah di Tulungagung yang rencananya bakal dilakukan pada hari ini, Selasa (25/8), ditunda. Penundaan acara ini mengecewakan sebagian siswa yang telah mempersiapkannnya jauh-jauh hari.
Mereka kecewa karena penundaan tersebut merugikan. Utamanya terkait jasa sewa layanan salon. “Penundaan ini tentu sangat saya sesalkan. Ini membuat jadwal ulang lagi dengan salon dan ini membuat biaya menjadi membengkak,” keluh salah seorang siswa, Senin (24/8).
Yang membuat siswa-siswi peserta karnaval lebih khawatir lagi, ketika pemilik salon tidak bisa melayani pada tanggal 29 Agustus nanti. Apalagi saat itu dikabarkan sudah banyak salon yang telah dipesan oleh mahasiswi-mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Tulungagung yang bakal diwisuda sebagai sarjana.
Acara karnaval yang ditunda tersebut rencananya bakal diselenggarakan pada Sabtu tanggal 29 Agustus 2015 mendatang. Atau akhir pekan ini.
Beberapa siswa ada pula yang menumpahkan kekecewaannya melalui media sosial. Banyak komentar miring akibat penundaan tersebut. Bahkan ada yang berkomentar agar acara pawai yang menjadi agenda satu-satunya karnaval yang dijadwalkan oleh Panitia Hari Besar Nasional (PHBN) di Tulungagung  tidak usah ditunda melainkan dibatalkan saja.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Suharno SPd MPd, pada Bhirawa, ketika dikonfirmasi menyatakan penundaan acara karnaval karena perintah Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi. “Pak Bupati minta ditunda,” ujarnya.
Menurut Suharno, Bupati Syahri Mulyo dan Wakil Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo, pada hari ini, Selasa (25/8), diundang ke Jakarta. “Semua pejabat ke Jakarta. Jadi mau tidak mau kemudian ditunda,” paparnya tanpa menjelaskan acara bupati di Jakarta.
Soal keluhan sebagian siswa, Suharno menyatakan hal itu bisa diselesaikan dengan pihak sekolahnya masing-masing. “Yang begini-begini masak juga harus diselesaikan oleh kepala dinas,” tandasnya. [wed]

Tags: