Bupati Tulungagung Maryoto Birowo Launching Sapa Si Yatim Akibat Covid-19

Bupati Maryoto Birowo menyerahkan bea siswa secara simbolis pada salah seorang perwakilan anak yatim yang orangtuanya meninggal dunia akibat Covid-19, Rabu (15/9).

Tulungagung, Bhirawa
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, Rabu (15/9), melaunching program Sapa Si Yatim untuk anak yatim dan anak yatim piatu yang kehilangan orangtuanya akibat terpapar Covid-19. Program ini diluncurkan dan disosialisasikan di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Rabu (15/9).

Sapa Si Yatim merupakan akronim dari sehat, pemenuhan adminduk, psikososial, asuhan, sekolah dan infaq berkelanjutan bagi yatim. “Ini merupakan kepedulian kami pada anak-anak yatim dan anak yatim piatu karena orangtuanya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19,” ujar Bupati Maryoto Birowo usai acara launching dan memberikan bantuan sembako serta bea siswa secara simbolis pada perwakilan anak yatim dan anak yatim piatu akibat Covid-19.

Menurut dia, di Tulungagung sampai saat ini terdata 65 anak mulai dari usia SD/MI sampai jenjang SMA/SMK/MA yang orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19. Mereka semua kini menjadi sasaran dari program Sapa Si Yatim.

Bagi anak yatim dan anak yatim piatu yang masih berusia SD/MI diberikan bea siswa masing-masing Rp 210 ribu per bulan. Kemudian yang berusia SMP/MTs sebesar Rp 270 ribu per bulan dan yang berusia SMA/SMK/MA sebesar 330 ribu per bulan.

Bupati Maryoto Birowo menyatakan program Sapa Si Yatim merupakan program berkelanjutan. Apalagi program ini juga didukung dan bersinergi dengan Baznas Tulungagung dan Laznas Lembaga Manajemen Infaq (LMI).

“Kami berharap anak-anak yang ditinggal orangtuanya karena Covid-19 ini dapat tumbuh menjadi insan yang genius. Genius merupakan singkatan dari gesit, empati, berani, unggul dan sehat dalam menggapai prestasi,” paparnya.

Selanjutnya Bupati Maryoto Birowo memastikan dengan program Sapa Si Yatim dalam penanganan anak yatim dan anak yatim piatu akibat pandemi Covid-19 kebutuhan anak-anak tersebut dapat terpenuhi. Selain memastikan kebutuhan lainnya berupa pendampingan psikososial, pendidikan, kesehatan dan pengasuhan dapat terpenuhi pula.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Laznas LMI Jatim, Daud Sulaiman, berharap program Sapa Si Yatim terus berlanjut sampai anak mewujudkan cita-citanya.

“Kami ingin anak-anak yatim ini punya hak yang sama sampai terwujud cita-citanya. Bukan SMA selesai tetapi ini sampai terwujud cita-citanya, mau jadi doker atau mau jadi tentara dan sebagianya,” ujarnya.

Ia menyebut Laznas LMI Jatim sendiri baru-baru ini sudah pula memberikan bea siswa perguruan tinggi berbagai jurusan pada 100 anak yatim di Jatim. “Pemberian bea siswa ini juga sekaligus pemenuhan hidupnya selama empat tahun,” pungkasnya. (wed)

Tags: