Bupati Tulungagung Tinjau Pelaksanaan Imunisasi Massal

Salah seorang siswi di SDN 1 Kampung Dalem menangis saat diimunisasi, Selasa (1/8)

Tulungagung, Bhirawa
Pelaksanaan imunisasi campak dan rubela di Tulungagung mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Bahkan, Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi dan Wakil Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo MM meninjau langsung pelaksanaan imunisasi masal tersebut di SDN 1 Kapung Dalem Kota Tulungagung, Selasa (1/8).
Bupati Syahri Mulyo menilai pelaksanaan imunisasi campak dan rubela merupakan program imunisasi komplit agar kedepan anak-anak Indonesia lebih sehat dan prima. “Ini program agar SDM kita yang akan datang lebih pintar dan tidak ketinggalan dengan negara lain,” ujarnya.
Rencananya, tidak kurang dari 220 ribu anak-anak usia sembilan bulan sampai kurang dari 15 tahun di wilayah Kabupaten Tulunaggung akan diimunisasi campak dan rubela. Bupati Syahri berharap pelaksanaan imunisasi tersebut dapat memberi efek positif bagi anak-anak Tulungagung.
Utamanya dalam menghadapi era persaingan global di masa yang akan datang. “Mudah-mudahan dengan imunisasi generasi muda Tulungagung nantinya dapat mandiri dan bisa bersaing di dunia yang semakin mengglobal,” tuturnya.
Menariknya, Bupati Syahri Mulyo dan Wabup Maryoto Birowo di SDN 1 Kampung Dalem ikut menemani putri dan cucu mereka yang saat itu juga sedang diimunisasi. Keduanya tampak kompak memberi motivasi agar putri dan cucunya untuk tidak takut ketika diimunisasi. Begitupun saat mereka memberi motivasi pada siswa siswi SDN 1 Kampung Dalem lainnya. “Ayo siapa lagi yang belum diimunisasi. Tidak sakit kok dan cepat selesai,” ujar Wabup Maryoto.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, dr Moh Mastur, menjamin vaksin yang diberikan pada siswa merupakan vaksin yang halal. Karenanya, ia meminta semua sekolah agar tidak menolak kegiatan imunisasi tersebut.
“Kalau pun kemudian mungkin ada sekolah yang menolak nanti akan diberi pengertian. Kami berharap kegiatan imunisasi di Tulungagung sukses 100 persen atau minimal 95 persen,” paparnya.
Selain di sekolah-sekolah SD dan SMP atau sederajat, menurut Mastur, kegiatan imunisasi masal akan dilakukan di pondok pesantren dan posyandu. “Untuk yang posyandu dimulai pada September 2017,” katanya. [wed]

Tags: