Bursa Pilwali Surabaya, Semua Cawali Belum Mampu Teruskan Risma

Novri Susan

Surabaya, Bhirawa
Meski Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya baru akan diselenggarakan pada 2020, namun saat ini sudah mulai banyak berbunculan tokoh-tokoh yang dinilai siap meneruskan kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Mayoritas nama-nama ini berasal dari partai politik yang telah membesarkan namanya.
Diantara mereka yang paling santer disebut namanya adalah mantan Kapolda Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, politisi PKB Fandi Utomo, Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) KH Zahrul Azhar Asad atau Gus Hans, Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dan Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi. Selain itu, masih ada nama Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dhimas Anugrah.
Meski nama-nama tersebut kian santer disebut, tapi menurut pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Novri Susan, semua kandidat tersebut dinilai jauh dari kemampuan Risma dalam memimpin Kota Pahlawan. Novri mengaku tak yakin nama-nama yang muncul bisa melanjutkan pembangunan di Surabaya dengan baik seperti yang sudah dilakukan Risma.
“Sampai saat ini, dalam perbincangan publik, masih belum ada figur yang bisa dibandingkan dengan Bu Risma sebagai Wali Kota Surabaya. Beberapa nama seperti Wisnu Sakti, Gus Han, Eri Cahyadi dan Gus Ipin dalam perbincangan publik masih belum menyamai kualitas Bu Risma,” ujar Novri, saat dikonfirmasi, Selasa (11/6).
Menurutnya, pemilihan pemimpin politik dilandaskan salah satunya oleh harapan publik terhadap kualitas kepemimpinan elite kandidat. Secara sosiologis, harapan publik dimulai dari perbandingan antara figur elite politik yang sudah berkuasa dengan para elite kandidat. Termasuk pada pilwali Surabaya, publik Surabaya akan melakukan perbandingan kualitas.
Beberapa unsur yang dibandingkan meliputi pertama; karakter atau mental personal, kedua; komitmen pada good governance seperti anti korupsi, akuntabilitas dan ketegasan, serta ketiga; kedekatan relasi dengan rakyat.
“Para elite kandidat tersebut belum menunjukkan hasil kinerja yang menjadi soroton prestasi dalam pandangan publik. Oleh karenanya, para elite kandidat Pilwali Surabaya perlu bekerja keras untuk memperlihatkan bukti kualitas kepemimpinan selama beraktivitas di ranah publik,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Novri, Kota Surabaya membutuhkan figur alternatif lain yang mampu dibandingkan dengan Risma. “Siapakah dia, mungkin butuh waktu untuk muncul dipermukaan. Kita tunggu saja siapa tokoh yang dianggap layak meneruskan kepemimpinan Bu Risma. Masih ada waktu beberapa bulan untuk menunggu kemunculannya,” tandasnya. [iib]

Tags: