Bus AKAP dan KA di Probolinggo Tak Operasi hingga 30 April

Situasi stasiun KA Probolinggo setelah berhenti operasi.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Larangan moda transportasi beroperasi hingga Juni mendatang, juga terjadi di daerah. Di Probolinggo, mulai 24 April-30 April 2020, semua perjalanan kereta api antarkota dibatalkan. Hal ini diungkapkan Kepala Stasiun Probolinggo Samsul Hadi, Senin 27/4/2020.
Pembatalan itu menurutnya, dilakukan untuk mendukung larangan mudik oleh pemerintah. Dalam hal ini, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub membatalkan kereta api antarkota mulai 23 April sampai 31 Mei.
Pihaknya juga mengacu pada Telegram direksi PT KAI Nomor OTR/169 Tanggal 24 April 2020. Namun, isinya menjelaskan bahwa pembatalan itu dilakukan hanya sampai tanggal 30 April 2020. Selanjutnya, pihaknya masih menunggu keputusan lebih lanjut. Apakah akan ada pembatalan kereta api sampai 31 Mei atau tidak.
Menurutnya, ada beberapa kereta yang dibatalkan pemberangkatannya di Stasiun Probolinggo. Yaitu, KA Wijaya Kusuma, relasi Cilacap-Banyuwangi PP. Lalu KA Rangga Jati relasi Cirebon-Jember PP. Dan KA Probowangi relasi Banyuwangi-Surabaya PP. “Per tanggal 25 April sampai dengan 30 April semua dibatalkan. Jadi selama tanggal itu, tidak ada kereta api yang lewat di Probolinggo,” terang Samsul Hadi.
Pembatalan itu menimbulkan konsekuensi khusus. Semua uang calon penumpang yang sudah masuk, akan dikembalikan oleh pihaknya. Pengembalian bahkan dilakukan 100 persen. “Uang yang telah masuk akan dikembalikan 100 persen,” tandasnya.
Hal serupa terjadi di Terminal Bayuangga Kota Probolinggo. Kepala UPT Terminal Bayuangga Budi Harjo menyebut, semua bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mulai hari ini tidak lagi beroperasi. Bus akan berhenti operasi sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Sementara bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), masih beroperasi. Hanya saja jumlah penumpangnya turun drastis. Akibatnya, banyak bus yang memilih tidak beroperasi karena tidak ada penumpang.
Seperti yang terjadi Minggu, 26/4 sejak pukul 18.00 hingga Senin 27/4 sekitar pukul 05.00, situasi terminal kosong melompong. Tidak ada penumpang sama sekali. Yang ada hanya bus berjejer. “Kalau sore hari masih ada bus. Tapi biasanya masuk pukul 18.00 sampai pagi sudah sepi. Seperti situasi Jumat (24/4),” beber Budi.
Imbauan pemerintah agar warga tidak mudik, berdampak pada transportasi umum. Khususnya, bus yang datang di Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo. Jumlah penumpang juga terus menurun.
Sejak dua hari belakangan, tidak ada penumpang bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) yang turun di Terminal Bayuangga. “Sabtu-Minggu 25-26/4 kemarin tidak ada penumpang bus AKAP menurunkan penumpang. Jumlah penumpang juga mengalami penurunan,” ujar Operator Terminal Bayuangga Kota Probolinggo, Galih Ferlandi.
Dalam bulan ini, terhitung sudah empat kali bus AKAP yang tiba di Terminal Bayuangga, tanpa penumpang. Jumlah bus yang datang juga terus berkurang. “Dampak imbauan tidak mudik untuk mencegah penularan virus korona, sangat terlihat dari menurunnya jumlah penumpang. Bus yang beroperasi sejak awal bulan juga sudah menurun. Tiga hari ini hanya ada dua bus AKAP yang datang,” tuturnya.
Berbeda dengan bus AKAP yang diberangkatkan dari Terminal Bayuangga. Meski jumlahnya berkurang, penumpangnya masih tergolong stabil. Setiap hari rata-rata ada 15 penumpang yang berangkat. “Kalau yang diberangkatkan dari terminal, penurunan terjadi pada armada bus, namun jumlah penumpang dapat dikategorikan stabil,” paparnya.
Jumlah penumpang menurun signifikan, karena adanya imbauan pemerintah terkait social distancing, physical distancing, hingga imbauan untuk tidak mudik. “Memang imbauan berdampak pada penumpang dan armada bus. Namun, imbauan yang dikeluarkan tentu memiliki maksud baik. Salah satunya memutus rantai penyebaran virus covud-19,” tambahnya.(Wap)

Tags: