Butir Butir Hikmah Keteladanan Sahabat Rasulullah

Judul : Dan ‘Arsy pun Berguncang! Sirah Unik Sahabat-Sahabat Kanjeng Nabi Saw
Penulis : Ahmad Husain Fahasbu
Penerbit : DIVA Press Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Oktober 2022
Tebal : 230 hlmn; 14×20 cm
ISBN : 978-623-293-727-7
Peresensi : Bagis Syarof
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Belajar tentang keseharian orang-orang yang dekat dengan Rasulullah, adalah seperti belajar berbagai cara hidup yang baik ala sahabat nabi, belajar tingkah laku, belajar cara mereka menghadapi masalah, dan lain-lain. Dengan membaca kisah hidup mereka, kita bisa sedikit demi sedikit meniru cara-cara hidup keduanya.

Para sahabat, adalah orang-orang yang dalam kesehariannya sering bersama nabi. Mereka sering kali melihat Rasulullah dalam keseharian. Mereka belajar terhadap nabi secara langsung dan belajar dari jarak terdekat. Jadi, membaca buku ini, bagaikan belajar kepada nabi dari jarak terdekat juga.

Pembelajaran tentang sejarah Rasulullah dan para sahabat dalam buku tidak dibahas secara lengkap, akan tetapi tetap sangat bagus untuk dibaca karena keseharian Rasulullah dan para sahabat, semuanya mengandung hikmah dan pelajaran hidup. Jadi tetap penting buku ini untuk dinikmati.

Ahmad Husain Fahasbu menulis berbagai kisah keteladanan dalam buku ini. Di bagian awal Husain menulis kisah sahabat perempuan pemberani yang bernama, Shafiyah binti Abdul Muthalib.

Kisah perempuan pemberani tersebut terjadi ketika akan dilaksanakan perang Khandaq. Saat perang akan dilaksanakan, musuh melakukan pengintaian dengan mengirim mata-mata untuk mendapatkan informasi tentang pasukan Islam pada waktu itu. Namun karena sahabat perempuan pemberani tersebut, misi pengintaian untuk mendapatkan informasi tentang pasukan Islam, gagal. Mata-mata yang yang dikirim musuh berhasil dilumpuhkan oleh Shafiah dengan dipukul menggunakan besi sampai tiga kali.

Awal cerita tentang sabahat perempuan pemberani tersebut, dalam pandangan saya, menunjukkan bahwa, wanita tidak boleh kalah dengan laki-laki. Kaum perempuan harus juga mempunyai keberanian seperti laki-laki untuk memperjuangkan martabat dirinya, martabat bangsa dan negara. Kalau laki-laki bisa berpendidikan sampai bisa jadi guru besar, maka perempuan juga harus bisa begitu.

Di Indonesia ini, masih banyak perempuan terhegemoni anggapan rendah bahwa, perempuan tahtanya di bawah laki-laki. Sesungguhnya, jika anggapan rendah tersebut dilawan dengan bukti nyata. Contohnya, menunjukkan kepada masyarakat luas, bahwa perempuan juga bisa menjadi pimpinan institusi pemerintah, guru besar, dosen, dan lain. Maka anggapan bahwa perempuan adalah makhluk lemah yang tahtanya di bawah laki-laki, akan tergerus, dan lama lama akan menghilang.

Di bab akhir, Husain menjelaskan tentang sahabat Rasulullah, Tsabit bin Qais. Sahabat yang satu ini, terkenal karena kehebatannya dalam berpidato atau orasi di depan khalayak ramai.

Pada suatu kesempatan, Nabi Muhammad didatangi utusan dari Bani Tamim. Mereka meminta kerelaan nabi untuk menyimak keahliannya, dalam berorasi. Kemudian, nabi mengizinkan untuk mereka unjuk kebolehan di depan nabi. Setelah mereka menunjukkan keahliannya, kemudian nabi memberikan isyarat kepada Tsabit untuk juga mempertontonkan keahliannya dalam berpidato. Tanpa ragu, Tsabit bin Qais melaksanakan apa yang sudah diperintahkan oleh nabi.

Di balik lantangnya suara, dan menggebu-gebunya semangat Tsabit bin Qais, beliau mempunya hati yang sangat lembut. Maka bisa diambil pelajaran bahwa, di balik sebuah keahlian, harus dibarengi dengan sifat hati yang harus rendah, bersikap penyayang dan tidak sombong. Sahabat satu ini meninggal dalam keadaan syahid saat terjadi perang Yamamah pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq.

Buku ini mengulik berbagai sirah (perjalanan) hidup sahabat Nabi Muhammad, yang penuh hikmah. Buku ini relevan dengan keadaan masyarakat sekarang, yang sudah berkecimpung dan menggeluti dunia teknologi. Dari saking fokusnya menggeluti dunia tersebut, manusia terkadang lupa untuk menghargai saudaranya yang seagama, atau saudaranya sesama manusia, tidak seagama. Misalkan di media sosial.

Sangat banyak, cerita hidup seseorang dibagikan di media sosial, termasuk masalah keluarga, atau menunjukkan harta untuk memotivasi orang lain agar bekerja keras. Tidak tahu apa motif mereka membagikan cerita hidup tersebut, bisa jadi karena ingin attention dari orang lain, bisa jadi karena untuk dijadikan pelajaran hidup bagi orang lain.

Namun, bagi orang yang tidak respect dengan orang lain, kemudian kisah hidup tersebut, akan dijulidin (direspon negatif). Seperti dibilang sombong, pamer, dan lainnya. Hal tersebut menghilangkan sifat hati yang seharusnya lembut, menghargai orang lain. Maka penting membaca buku ini, agar bisa mengambil pelajaran, agar tidak selalu bersikap negatif dalam kehidupan diri sendiri atau orang lain.

——— *** ———-

Tags: