Butuh 4 Tahun Selesaikan Gedung Serbaguna Sidoarjo

Tampak bangunan sudah 2 tahun masih tahap pengerjaan.

Tampak bangunan sudah 2 tahun masih tahap pengerjaan.

Sidoarjo, Bhirawa
Meski sudah dikebut selama tahun pembangunan Gedung Serbaguna Sidoarjo (GSS) ternyata masih baru menyelesaikan fisik 60%, maka dibutuhkan tambahan waktu dua tahun untuk menyempurnakan proyek bernilai Rp90 miliar ini.
Dengan kebutuhan anggaran Rp90 miliar memang tak mungkin menuntaskan dengan satu tahun anggaran, sehingga diperlukan dana anggaran menggunakan multy years yakni untuk pekerjaan tahun pertama yang dimulai 2014 menyelesaikan pekerjaan konstruksi dasar. Proyek dikerjakan BUMN PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp18 miliar.
Gedung serbaguna yang dibangun diatas tanah 4,2 hektar berhenti sejenak untuk menunggu tahun 2015, kali ini kembali dikerjakan BUMN yakni PT Adhi Karya selaku pemenang lelang dengan anggaran Rp36 miliar. Hasilnya lumayan karena sudah bisa menyelesaikan lantai 1 untuk convention hall.
Kabid Tata Bangunan PU Cipta Karya, Ir Yudi Kartikawan menegaskan, tahun 2016 kembali dianggarkan sekitar Rp30 miliar. Dengan anggaran sebesar ini cukup diandalkan untuk menuntaskan fisik bangunan. Namun untuk menuju gedung yang benar-benar layak bisa digunakan seperti yang dianginkan masyarakat perlu penambahan lagi sekitar Rp10 miliar. Untuk dana tahun ini sebesar Rp30 miliar diharapkan bisa menyelesaikan fisik bangunan lantai 2 untuk finishingnya diakui butuh biaya besar, karena dindingnya seluruh ruangan dibuat harus kedap suara mengingat tempat itu layak untuk konser musik yang membutuhkan kualitas suara yang bagus.
Bila digunakan untuk ceromony pesta perkawinan, maka mempelai tidak perlu mencari kamar di luar gedung karena di situ sudah disediakan kamar tidur sekelas hotel bintang. Bukan hanya satu kamar, tetapi lima kamar yang mungkin bisa digunakan untuk keluarga mempelai. “Fisik bangunan akan bisa diselesaikan sesuai dengan anggaran yang diberikan tahun ini, tetapi perlu beaya tambahan lagi untuk AC, sound system, lampu dan sebagainya yang diperkiraan Rp10 miliar,” ujarnya.
Anggota Komisi C, Aditya Nindiatman, menyatakan gedung GSS sangat representatif untuk kegiatan seni, perkawinan, konser musik dan sebagainya. Baru kali ini Pemkab Sidarjo memiliki gedung megah seperti ini. ”Tentu saja kita bangga memiliki gedung seperti ini,” tandasnya.
GSS ini bentuknya unik karena tak tampilan depan tak menghadap ke Jl Raya Lingkar Timur, tetapi justru membelakangi jalan raya. Untuk tempat drop zone mobil VIP misalnya ditempatkan di belakang atau sebelah timur gedung. Jadi tampak depan memang hanya seonggok bangunan kotak. Namun dari belakang justru kelihatan kemewahannya. Ada jalan lingkar ke lantai dua untuk kendaraan, sedangkan tangga melingkar untuk lantai 3  di bagian timur bangunan.
Mimpi lama untuk memiliki gedung serbaguna akhirnya mulai terwujud walaupun masih harus menunggu dua tahun lagi sampai tahun 2017. Sebenarnya Pemkab memiliki gedung serbaguna sendiri atau dikenal dengan Gedung wanita di Jl Diponegoro. Namun Pemkab tampaknya gelap mata tahun 2001, gedung itu dikerjasamakan dengan swasa yakni pengembang PT Podho Joyo Mashur untuk dijadikan pertokoan dan perhotelan. Jadi selama hampir 15 tahun Sidoarjo tak lagi memiiki gedung serbaguna. Padahal gedung wanita dulunya sangat dibutuhkan masyarakat dan sering djadikan untuk pesta perkawinan. [hds]

Tags: