Butuh Edukasi Sejak Dini dan Sosialisasi Penjaminan Simpanan Nasabah

Siswi kelas 1C SD Khadijah Surabaya Almira dan Nizam saat mengisi slip tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) di Mobil Kas Keliling -Bank Jatim Syariah yang mendatangi ke sekolahnya, Rabu (25/7) kemarin.

(Meningkatkan Angka Rasio Menabung di Indonesia)

Menabung merupakan salah satu kebiasan yang wajib ditanamkan sejak dini, Dengan menabung sejak dini, anak-anak mulai belajar berdisiplin, hemat dan bertanggung jawab dalam mengelola keuangannya. Bukan itu saja, menabung juga akan berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan nasional dan menopang kemandirian ekonomi masyarakat .

Wahyu Kuncoro SN, Wartawan Bhirawa

Tepat pukul 09.00 WIB waktu istirahat bagi siswa kelas 1 SD Khadijah Surabaya pun tiba. Beberapa siswa terlihat berhamburan dari ruang kelas. Ada yang bergegas melangkah menuju kantin sekolah, ada juga yang sekadar duduk -duduk di teras kelas sambil bercanda ria. Dua anak berlari kecil mendatangi sebuah mobil berwarna putih bertuliskan Mobil Kas Keliling – Bank Jatim Syariah yang di parkir di halaman sekolah.
Setelah mengisi nama dan nilai uang yang disetor pada slip yang sudah disiapkan di atas meja yang tidak jauh dari mobil berada, Almira dan Nizam demikian nama kedua anak tersebut lantas menuju ke loket menabung yang menyatu dengan mobil kas keliling tersebut.
“Menabung sepuluh ribu pak,” kata Almira siswa kelas 1C SD Khadijah Surabaya sambil menyodorkan slip tabungan Bank Jatim Syariah dan selembar uang Rp10 ribuan. Sementara di belakangnya, Nizam teman satu kelasnya ikut mengantre menunggu giliran menabung. Tidak sampai 3 menit, Ardianto pegawai Bank Jatim yang sedang bertugas pun menyerahkan kembali salinan slip bukti setor ke Almira. Usai menerima bukti setor, Almira pun melangkah menuju Ibundanya yang menunggu tidak jauh dari mobil Bank Jatim diparkir.
“Sebenarnya tidak banyak uang yang ditabung Almira,” kata Ny Retno ibunda Almira ketika diajak ngobrol Bhirawa terkait aktivitas baru Almira yakni menabung. Ibu dua orang anak ini, mengaku sangat mendukung program sekolah yang bekerja sama dengan perbankan menyelenggarakan tabungan khusus simpanan pelajar (Simpel).
“Pada waktu pertemuan dengan wali murid, kami memang diberi tahu Kepala Sekolah adanya kerja sama sekolah dan Bank Jatim. Tujuannya untuk membiasakan anak menabung sejak kecil,” jelas Ny Retno.
Menurut Retno, sebagai orang tua dirinya ingin Almira belajar berhemat dan disiplin. Dengan menabung, jelas Retno anak akan belajar memilah mana kebutuhannya dan membeli seperlunya saja. Manfaat menabung lainnya menurut Retno yaitu menjadikan anak terbiasa untuk hidup sederhana. Karena ia harus menyisihkan uang sakunya, maka ia akan membeli barang seperlunya. Harapannya, sikap kesederhanaan ini akan terus terbawa hingga anak dewasa.
“Membiasakan anak menabung, berarti mengajarkannya untuk bisa lebih menghargai uang. Mereka akan belajar bahwa untuk mencari uang tidaklah mudah,” jelas Retno yang sehari-hari jualan baju anak dan busana muslimah ini.
Belajar Merencanakan Keuangan
Kepala Sekolah SD Khadijah Surabaya Syifa’ul Khoir,Sag, MFil.I, MPd saat dikonfirmasi Bhirawa mengakui secara khusus pihaknya ikut mengajak para orangtua untuk terlibat aktif dalam program menabung tersebut.
“Program menabung ini saya sampaikan saat bertemu dengan para orangtua murid. Program ini sangat bagus, sehingga perlu dukungan dan peran para orang tua,” jelas Syifa di ruang kerjanya.
Menurut Syifa, ada banyak manfaat yang dirasakan anak ketika mulai belajar menabung. Di antaranya, sikap mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selain itu, anak bisa belajar untuk memenuhi kebutuhannya sendiri kelak pada kemudian hari.
“Perencanaan keuangan, khususnya melalui kebiasaan menabung perlu diperkenalkan sejak dini kepada ada masyarakat. Semakin dini pelajar menyadari manfaat menabung akan semakin besar manfaatnya untuk masa depan mereka,” tutur Syifa. Mengajarkan anak menabung jelas Syifa termasuk salah satu pentingnya pendidikan karakter untuk anak, dan hal ini dapat mencegah dampak buruk memanjakan anak.
“Di samping membiasakan anak menabung, orang tua juga perlu menerapkan cara mengajarkan anak tentang uang, Bagaimana sebaiknya uang digunakan dan apa manfaatnya jika anak rajin menabungnya sedikit demi sedikit,” tutur Syifa. Menurut Syifa dengan mengajari anak menabung berarti anak belajar merencanakan keuangan.
“Jika anak meminta dibelikan sesuatu, cobalah untuk memintanya mengumpulkan uang terlebih dahulu sebelum membelinya. Ajarkan anak agar mereka menyisihkan sebagian uang jajan harian mereka, agar saat terkumpul nanti mereka dapat membeli apa yang mereka inginkan,” jelasnya lagi. Dengan kondisi seperti itu, anak akan belajar bagaimana menentukan besarnya uang yang harus disisihkan setiap hari dan memperkirakan kapan uang tersebut akan terkumpul. Dengan begitu anak akan lebih giat menabung agar bisa segera mendapatkan barang yang diinginkannya. Salah satu cara mengajarkan disiplin pada anak adalah dengan mengajarinya untuk mulai menabung.
Sementara itu staf Bank Jatim Ardianto mengaku memang butuh ketelatenan dan kesabaran dalam melayani anak-anak menabung.
“Misi kita ke sekolah memang lebih menekankan pada aspek edukasi sehingga harus membuat suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga anak-anak menjadi senang menabung,” jelas Ardianto.
Menurut Ardianto, Bank Jatim bersama bank bank yang lain memang ikut mendukung program yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meluncurkan tabungan khusus pelajar bernama Simpanan Pelajar (SimPel) sejak 2015 lalu. Untuk bisa membuka rekening SimPel, sekolah dan perbankan pertama-tama harus menjalin kerjasama. Selanjutnya, siswa bisa melakukan registrasi pendaftaran tabungan SimPel pada fasilitas bank mobile yang beroperasi di masing-masing sekolah.
Menurut Ardi, pelajar hanya mengisi sedikit persyaratan. Karena belum punya KTP, maka pelajar bisa memanfaatkan Kartu Pelajar. Rekening SimPel sangat menguntungkan pelajar karena setoran sangat ringan yakni Rp 5.000 saja. Selanjutnya, pelajar bisa menabung atau menyetor minimal Rp 1.000. Selain memperoleh buku tabungan dan kartu ATM, tabungan SimPel juga bebas biaya administrasi bulanan. Selain Bank Jatim, bank bank lain yang juga membuka program ini di antaranya Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, BTN, Bank Permata dan bank bank lainnya. Menurut Ardianto, dengan kemudahan setoran awal yang murah dan setoran selanjutnya yang ringan, SIMPEL dikemas untuk memberikan edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
Meningkatkan Rasio Menabung
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Wisnu Wibowo mengapresiasi langkah yang dilakukan sekolah yang bekerja sama dengan pihak perbankan untuk mengedukasi pelajar menabung sejak dini. Menurut Wisnu, bila proses edukasi nanti berhasil maka akan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.
“Aktivitas menabung dan investasi di lembaga jasa keuangan formal, bisa meningkatkan likuiditas tabungan domestik untuk mendukung pembiayaan pembangunan nasional dan kemandirian ekonomi masyarakat,” jelas Wisnu lagi. Selain itu, jelas Wisnu perlu juga dilakukan sosialisasi tentang keberadaan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Menurut Wisnu LPS memiliki peran penting dalam perbankan. Sebab jika bank telah dijamin lembaga tersebut maka simpanan uang para nasabah juga terjamin. Selain itu, dengan adanya LPS tingkat kepercayaan dari masyarakat diharapkan akan meningkat, karena nasabah dijamin oleh LPS. Lebih lanjut menurut Wisnu, perlunya melakukan kampanye menabung sejak dini juga untuk menjawab masih rendahnya rasio menabung di Indonesia dibandingkan negara di kawasan Asia lain seperti Singapura dan Tiongkok. Rasio menabung di Indonesia kata Wisnu, masih berkisar 30,87 persen dari PDB. Angka ini lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti Tiongkok yang mencapai 48.87 persen, Singapura 46,73 persen dan Korea 35,11 persen. ?Padahal menurut dia, peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung dari jumlah uang beredar, namun juga ditentukan luasnya akses terhadap produk dan jasa lembaga finansial atau biasa dikenal sebagai inklusi keuangan. Salah satu indikatornya yaitu rasio menabung.
“Budaya menabung merupakan faktor penting untuk menurunkan kesenjangan antara ketersediaan dana dalam negeri dan kebutuhan dana investasi (saving-investment gap),” ujar dia lagi.
Secara demografis, lanjut Wisnu Indonesia memiliki lebih sedikit penduduk berusia matang (mature) dibandingkan Malaysia, Thailand dan Tiongkok. Data Bank Dunia menyebutkan, di tiga negara tersebut, penduduk berusia 15 tahun ke atas mencapai lebih dari 75 persen. Sementara di Indonesia, persentase penduduk dewasa berada di bawah kisaran 40 persen.
“Besarnya jumlah penduduk yang belum dewasa akan menjadi bonus demografi yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Oleh sebab itu, pengenalan budaya menabung dan berinvestasi sejak dini merupakan hal yang krusial,” jelas Wisnu lagi.

————- *** ————–

Tags: