Butuh Waktu untuk Stabilkan Harga Sembako

Sumarni

Sumarni

Pasuruan, Bhirawa
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Pasuruan mengaku harga kebutuhan pokok di daerahnya sampai sekarang masih relatif tinggi, meski harga bahan bakar minyak (BBM) sudah turun.
Pasalnya para pedagang belum menurunkan harga sembako lantaran barang dagangan yang mereka peroleh masih harga yang lama sehingga ketika ada penurunan harga BBM, mereka tak bisa langsung menurunkan harga barang dagangannya.
Kepala Diskoperindag Kota Pasuruan Sumarni mengatakan sebagai langkah awal, pihaknya akan mengkaji ulang dampak penurunan harga BBM terhadap harga jual sembako di Kota Pasuruan.  “Perlu ada kajian terlebih dahulu, karena sembako biasanya di stok agen dan pedagang dalam jumlah banyak. Apabila diturunkan, akan menimbulkan gejolak. Terlebih penurunan harga barang mengikuti turunnya harga BBM tak berlaku di kalangan pedagang, karena mereka juga membeli dengan harga tinggi,” ujar Sumarni, Selasa (20/1).
Ditambah lagi, lanjut Sumarni, besarnya biaya transportasi menjadikan pedagang baik agen besar maupun eceran tidak mampu menurunkan harga sekaligus. “Tim untuk menstabilkan harga sudah ada. Semuanya hanya butuh waktu. Dalam waktu dekat kami akan mengecek langsung ke tingkat distribusi. Tujuannya untuk menekan harga sembako yang relatif masih tetap tinggi,” kata Sumarni.
Berdasarkan pantauan dari petugas Diskoperindag di sejumlah pasar tradisional di Kota Pasuruan sembako belum mengalami penurunan. Misalnya di pasar besar, harga beras jenis IR64 masih Rp9.100 per/kg, gula pasir dalam negeri Rp8.950 per/kg, minyak goreng curah Rp11.000 per/kg, tepung terigu cap segitiga bitu Rp8.500 per/kg, kacang kedelai Rp8.850 per/kg, cabe rawit Rp77.500 per/kg, cabe besar biasa Rp57.500 per/kg dan bawang merah Rp16.500 per/kg serta bawang putih Rp12.000 per/kg.  “Hanya harga telur ayam yang turun, dari sebelumnya Rp19.500 per/kg turun menjadi Rp19.250 per/kg,” tambah Sumarni.
Sementara itu, salah satu pedagang di pasar besar Kota Pasuruan, Bagus menyampaikan bahwa ia belum bisa menurunkan harga-harga sembako seperti beras, gula maupun lainnya. Itu karena saat membeli barang tersebut, masih dengan harga ketika harga BBM tinggi. Mengenahi stok daganganya, iapun mengaku masih tersedia banyak. “Saya masih jual dengan harga yang lama saat BBM masih tinggi. Untuk stok dagangannya masih banyak,” kata Bagus. [hil]

Tags: