Cabai Pindah Harga, Pedagang Kota Pasuruan Mengeluh Sepi Pembeli

Pedagang cabai di Pasar Besar Kota Pasuruan, Selasa (16/7). Mahalnya harga cabai membuat pedagang cabai mengeluh lantaran sepi pembeli.

Pasuruan, Bhirawa
Penjualan cabai di pasar tradisional di Kota Pasuruan mengalami kenaikan. Bahkan, cabai keriting merah saat ini tembus hingga Rp 72 ribu per kilogram.
Tentusaja, akibat kenaikan itu membuat penjualan cabai keriting merah menurun. Sehingga pedagang mengeluh sepinya pembeli.
Pedagang sayuran di pasar besar Kota Pasuruan, Ika menyampaikan sudah sepekan ini harga cabai keriting merah mengalami kenaikan. Dampaknya, pembeli sepi sehingga pendapatan pedagang menurun.
“Pembeli cabai turun drastis. Pembeli awalnya mau membeli se-kilo, bahkan bisa lebih. Tapi karena harganya mahal, hanya beli seadanya saja. Itupun ada yang hanya tanya-tanya saja dan urung membeli. Makanya, saya tak berani membeli stok banyak-banyak, karena takut tak habis dan busuk sehingga otomatis malah rugi,” ujar Ika, Selasa (16/7).
Pantauan di lokasi di Pasar Besar di Kota Pasuruan, yang mengalami kenaikan diantaranya cabai merah keriting naik dari Rp 13 ribu per kilogram menjadi Rp 72 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai merah sebelumnya seharga Rp 20 ribu per kilogram, kini pedagang menjualnya Rp 52 ribu per kilogram.
Mahalnya harga cabai keriting merah itu karena faktor cuaca, yakni musim kemarau. Akibatnya, banyak petani cabai gagal panen akibat tanaman mati. Sehingga, dampaknya pada pada stok pengiriman ke tingkat agen dan pedagang berkurang.
“Katanya faktor cuaca, karena gagal panen. Dan stok pengiriman ke tingkat agen dan pedagang berkurang,” kata Ika.
Sejauh ini, hanya komoditas cabai saja yang mengalami kenaikan harga. Untuk bahan bumbu dapur lainnya masih tetap. “Ini bukan naik tapi pindah harga. Awalnya akan beli banyak, karena harganya tinggi, sayapun hanya membeli cabai keriting merah Rp 3 ribu saja. Dan dapat lombok hanya beberapa biji saja,” kata Nikmah, salah satu pembeli. [hil]

Tags: