Cak Pendik Ajak Pelajar Lestarikan Kesenian Ludruk

Cak Pendik ketika menjelaskan kesenian Ludruk kepada para siswa SMAMITA, kemarin.

Sidoarjo, Bhirawa
Kesenian asli Jawa Timuran ‘Ludruk’ kondisinya hampir punah, karena regenarasinya tidak jalan atau kurang diminati oleh para remaja. Kondisi ini membuat SMA Muhammadiyah 1 Taman (SMAMITA) Sidoarjo terpanggil untuk melestarikannya, yakni dengan menghadirkan pelakukanya langsung.
Para pelaku seni budaya, budaya asli Jawa Timuran yang dihadirkan untuk memberikan motivasi kepada seluruh para siswa SMAMITA, diantaranya Cak Pendik (dik tak tong) pengisi acara Ludruk di TVRI Surabaya, Hari Santoso Sutradara Ludruk di RRI Surabaya dan Rahmad Giryadi selaku penulis, pemain teater dan perupa.
Kehadiran dan lawakan Cak Pendik, yang sudah malang melintang di dunia seni, khususnya Ludruk tentu saja membuat seluruh siswa terpingkal-pinkal. Bahkan para siswa pun tidak segan-segan untuk berdialog untuk mempertanyakan perkembangan kesenian Ludruk sekarang ini. Jawaban dan jokenya Cak Pendik membuat di Aula SMAMITA Sidoarjo (25/10/2018) oleh teraikan para siswa.
Usai acara Kepala SMAMITA Sidoarjo Zainal Arif Fakhrudi mengatakan kalau pihaknya ingin mengenal kesenian Ludruk kepada anak didiknya, kalau tidak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu kami mendatangkan pelakunya langsung sebagai narasumber. Sehingga anak-anak ini biar lebih jelas dan paham apa itu kesenian Ludruk.
“Kalau pelakunya langsung akan lebih mudah dipahami daripada kita mendatangkan narasumber yang bukan aslinya,” katanya. Selain itu, ada juga ada Seminar Bulan Bahasa untuk memahamkan anak-anak bisa berbahasa dengan baik dan benar. Makanya bukan hanya bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Jawa, yang diisi oleh Rahmad Giryani atau yang sudah dikenal dengan panggilan akrab Lik Gir.
“Banyak orang luar negeri belajar bahasa Indonesia dan Jawa, bahkan Sinden juga ada yang dari luar negeri. Kita orang Indonesia harus paham bahasa kita Indonesia dan Jawa, khususnya,” jelas Zainal Arif Fakhrudi.
Sementara itu Cak Pendik dan Heri Santoso merasa bangga dengan apa yang telah dilakukan SMAMITA, berarti pihak sekolah ini sangat peduli dengan kesenian Jawa. Inilah cara melestarikan kesenian kita agar tidak punah.
“Semoga apa yang dilakukan oleh SMAMITA ini bisa memotivasi sekolah-sekolah yang untuk melestarikan kesenian Ludruk,” harap Cak Pendik. [ach]

Tags: