Caleg PBB Bantah Aniaya PPL, DPC Persilakan Proses Hukum Berlanjut

19-PPL-Sapeken-dikepruk-oknum-anah-buah-caleg-sulSumenep, Bhirawa
Caleg Partai Bulan Bintang (PBB), Badrul Aini membantah tim suksesnya melakukan penganiayaan terhadap Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, Eko Sugiono hingga mengalami luka-luka di sejumlah bagian tubuhnya saat melaksanakan tugas sebagai pengawas kampanye.
Badrul Aini mengakui ada insiden pemukulan saat acara silaturahim yang dihadiri dirinya.  Namun pelakunya  bukan dari tim suksesnya. Bahkan, ia membantah jika acara tersebut merupakan kampanye karena tidak ada satu pun atribur caleg maupun parpol yang dipasang dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 25 orang itu.
“Sebenarnya acara itu bukan kampanye, hanya silaturahim biasa. Selain tidak ada atribut parpol, juga yang hadir hanya 25 orang. Kalau pelaku pemukulan terhadap PPL itu kami tidak tahu,” kata Badrul Aini, Rabu (19/3).
Seperti diberitakan Bhirawa Rabu kemarin, anggota PPL Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, Eko Sugiono mengalami luka lebam di sejumlah bagian tubuh. Luka ini diduga akibat penganiayaan oleh massa suruhan caleg PBB, Badrul Aini yang kini masih aktif sebagai anggota DPRD Sumenep. Penganiayaan dilakukan di rumah Ketua KPPS TPS 5 Desa Paliat, Moh Nasir.
Penganiayaan itu bermula saat Eko Sugiono bersama dua orang anggota PPL lainnya yakni Wardani dan Ismail  melakukan pengawasan terhadap kampanye caleg  Badrul Aini, Senin (17/3). Badrul Aini merasa risih dengan PPL yang sedang menjalankan tugasnya sebagai pengawas di desa tersebut.  Aksi preman ini berbuah kecaman. Ketua Panwaslu Sumenep Zamrud  mendukung kasus yang menimpa bawahannya bisa segera ditangani Polsek Sapeken. Kasus tersebut harus menjadi atensi pihak kepolisian karena jika tidak diproses sesuai hukum yang berlaku dipastikan akan merusak jalannya pesta demokrasi.
Badrul mengatakan pihaknya sempat melerai peristiwa itu. Namun dia mengakui, PPL tersebut sempat membuat acara terganggu sebanyak tiga kali, karena menanyakan berbagai hal. Badrul sempat menegur mereka.  “PPL itu sempat saya tegur karena sampai tiga kali mengganggu acara kami. Tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba terjadi keributan, tapi bukan tim saya yang melakukan, apalagi saya yang menyuruh,”elaknya.
Dia menduga, antara pelaku dan korban ada persoalan lain di luar acara tersebut. Namun, pihaknya tidak bisa memastikan, apa persoalannya. Jika pemukulan itu benar dilakukannya, jelas akan menambah buruk citranya. Padahal, dia mencari dukungan dari masyarakat dengan berbuat baik pada masyarakat.
“Jangan-jangan pelaku dan korban ada persoalan lain, hanya memanfaatkan momen ini sehingga terjadi pemukulan,” duganya.
Badrul juga membantah jika silaturahim digelar di rumah Ketua KPPS Moh Nasir. Acara yang dikemas dalam bentuk silaturahim itu digelar  di rumah mertua Nasir. Namun, pada saat itu Moh Nasir juga hadir karena rumahnya berada di sekitar rumah mertuanya itu. “Hadirnya Nasir itu dalam kapasitas sebagai aparat desa, karena kebetulan aparat desa juga menjabat sebagai  Ketua KPPS di TPS 5 Dusun Susunan, Desa Paliat,” terangnya.
Sementara itu, Ketua DPC PBB Sumenep A Fauzi meminta dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh tim sukses caleg PBB diproses secara hukum sehingga persoalannya bisa selesai. Namun, sebelum ada keputusan hukum tetap, pihaknya sebagai ketua parpol tidak bisa berbuat banyak, apalagi memberikan sanksi terhadap caleg tersebut. “Pada prinsipnya kami serahkan semuanya pada proses hukum. Tapi untuk memberikan sanksi, kami tunggu hasil proses hukum dulu,” papar Fauzi. [sul]