Calon Guru UMM Magang dan KKN Internasional

Suasana magang mahasiswa FKIP UMM di Thailand.

Kota Malang, Bhirawa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di tahun 2019 ini, telah empat kali mengirimkan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan Magang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ke Thailand.
FKIP UMM, sejak tahun 2015 telah menjalin kerjasama dan mengirimkan mahasiswa untuk mengajar di Thailand. Rencanannya kerjasama UMM ini, akan dikukuhkan dengan Kunjungan 12 senator (anggota parlemen) Thailand yang dipimpin Jendral Dr Tuang Antachai (mantan kepala staf Angkatan Darat/Gen.Udomchai Tammasarorat) tanggal 10 Agustus 2018 ke UMM.
Nur Widodo, Kepala Magang FKIP, UMM, mengutarakan, magang ke Thailand ini diselenggarakan pada setiap bulan Juni. Selama satu bulan penuh, mahasiswa melaksanakan kegiatan praktek mengajar di sekolah, yang tergabung dalam Muslim Education Development Association Thailand (MEDAT), suatu organisasi sekolah yang beranggotakan SD, SMP dan SMA di seluruh wilayah Thailand.
“Setiap tahunnya FKIP mengirimkan 45 hingga 55 mahasiswa dari enam program studi (Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, PGSD, Biologi, Matematika dan PPKN) ke empat provinsi di Thailand, yaitu Bangkok, Satun, Krabi dan Songklha,” tutur Nur Widodo. Lebih jauh, dikemukakan dia, Magang 3 ini, mahasiswa melakukan kegiatan mengajar. Apapun latar belakang disiplin ilmunya, mereka akan mengajar Bahasa Inggris, budaya dan Bahasa Indonesia, kepanduan, dan pelajaran ekstra kurikuler lainnya. Magang 3 ini digabungkan dengan KKN Kependidikan. Oleh karena itu, durasi program bertambah satu bulan, sehingga magang dan KKN mahasiswa berakhir pada bulan Agustus. Dengan penggabungan magang dan KKN ini, maka mahasiswa semakin leluasa dalam merancang dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan.
“Melalui program gabungan ini, mahasiswa mampu mengembangkan koperasi sekolah, mengenalkan berbagai budaya daerah di Indonesia, seperti kesenian wayang, angklung, batik jumput dan lain lainnya. Bahkan ada kelompok mahasiswa yang menggerakkan gemar membaca dan literasi melalui perpustakaan keliling,”tambahnya.
Kegiatan Magang 3 dan KKN Internasional ini sekalipun berlingkup bilateral, memiliki makna penting bagi mahasiswa. Tidak hanya terkait dengan school exposer, tetapi lebih pada international atmosphere. Mahasiswa perlu memiliki wawasan internasional, terlebih dengan telah diberlakukannya pasar bebas ASEAN sejak tahun 2015.
“Mau tidak mau, dunia pendidikan pasti terimbas oleh globalisasi, dan mahasiswa harus dipersiapkan untuk memenangi kompetisi global melalui berbagai hal, termasuk dalam dunia pendidikan ini,” katanya.
Nur Widodo menjelaskan, melalui magang internasional ini maka berbagai kualifikasi seperti yang dikehendaki oleh pembelajaran abad 21 antara lain kemahiran komunikasi, berfikir kreatif, bekerja sama dan bahkan kemandirian dapat dikuatkan pada mahasiswa peserta magang dan KKN Internasional ini.
“Oleh karena itulah mahasiswa peserta Magang dan KKN Internasional ini mendapatkan pembekalan yang terkait dengan pemenuhan empat kualifikasi yang dipersyaratkan, penguatan spirit de corp, penguasaan bahasa dan budaya Thailand serta tidak kalah pentingnya adalah penguasaan mapping dan traveling di Thailand,” pungkasnya.
Pengalaman baik kegiatan Magang dan KKN Kependidikan tahun 2018 berhasil mendapatkan apresiasi oleh Kementerian Pendidikan Thailand dalam bentuk “Teacher of the Year”. Penghargaan tersebut diperoleh berkat kerja cerdas mahasiswa dalam mengajarkan dan mengembangkan koperasi sekolah.
Mahasiswa peserta magang ini juga telah mendokumentasikan kegiatannya dalam bentuk buku. Dengan membaca buku catatan pengalaman mereka, maka pembaca dapat memetik good practice-nya.
Buku karya mahasiswa alumni program magang ini diterbitkan untuk kalangan umum. Judul bukunya “Bangsaku Kawanmu” untuk edisi tahun 2016, dan “Catatan Kenangan Thailand” untuk tahun 2018.
Pada tahun 2019 ini FKIP UMM mengirimkan 46 mahasiswa untuk mengikuti kegiatan magang dan KKN internasional. Mahasiswa tersebut merupakan hasil seleksi dari 100 peminat. Ke 46 mahasiswa yang terseleksi selanjutnya telah dipersiapkan dengan intensif selama bulan Mei.
Dekan FKIP, Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. memberikan catatan pada saat pembekalan, bahwa peserta tahun ini diharapkan tidak sekedar melaksanakan program yang telah dipersiapkannya.
“Pihaknya berharap, untuk mampu memikat hati sekolah di Thailand dengan karakter keunggulannya sehingga mendapatkan kesempatan untuk direkrut sebagai guru di Thailand setelah lulus nantinya, sebagaimana kakak tingkatnya,” demikian motivasi yang diberikan untuk peserta tahun 2019 ini.
“Menjadi guru di Thailand itu sangat menjanjikan, karena tidak mensyaratkan sertifikasi seperti di Indonesia dan gajinya lumayan jauh lebih tinggi,” pungkasnya. [mut]

Tags: