Calon Independen Lebih Disukai oleh Rakyat, Ini Kata Gus Haris

Haris Budi Kuncahyo

Surabaya, Bhirawa
Deklarator PENA 98 Haris Budi Kuncahyo menilai calon independen berpotensi besar untuk lebih disukai publik daripada calon dari partai politik. Hal tersebut dia sampaikan menanggapi bursa calon Wali Kota maupun Bupati yang bakal digelar pada 2020 mendatang.
Haris yang lebih akrab disapa Gus Haris ini juga mendukung calon Wali Kota independen yang memiliki komitmen pada perjuangan kembali ke UUD 1945 Asli bukan Amandemen.
“Karena ini adalah jalan terbaik untuk membangun kepercayaan publik, untuk membangun pemerintahan bersih dan berwibawa,” kata Gus Haris saat ditemui Bhirawa, Rabu (3/7) kemarin di Surabaya.
Pria yang sekarang sedang menempuh Program Doktor Sosiologi Politik di Universitas Muhammadiyah Malang ini membeberkan alasan publik lebih menyukai calon dari independen. Sebab, ketika DPR diusung dari Parpol maka akan berani mengontrol, mengevaluasi bahkan memberi prestasi bagi kepala daerah yang amanah kepada rakyat.
Disamping itu juga meluruskan kepala daerah yang salah dalam kebijakan. “Bisa juga memberikan masukan yang bersifat terbuka dan tidak ewuh pakewuh,” jelasnya.
Sebaliknya, lanjut Haris, ketika kepala daerah itu berasal dari independen bisa menjalankan gagasan-gagasan yang pro rakyat, pemikiran yang berbasis orang jelata. “Dimana mereka tidak dibayang-bayangi oleh ewuh pakewuh karena dia tidak diusung oleh Parpol,” terangnya.
Haris menerangkan bahwa logistik politik calon independen ini jauh lebih murah. Karena tidak melibatkan mesin-mesin politik tertentu, tapi murni dari kekuatan rakyat secara riil.
Agar langkah calon independen bisa optimal, kata Haris, adalah program dan visi misinya harus mewakili suara rakyat kecil. “Calon itu benar-benar nasionalis dan mewakili semua kalangan, baik suku, agama, kepercayaan dan ras tetap dalam bingkai Pancasila,” paparnya.
Reposisi politik kekinian, Haris melihat bahwa parpol harus fokus menciptakan dan mengawal wakil rakyat yang kredibel. Sedangkan, kepala daerah kedepan harus berpihak kepada calon dari independen.
“Mengapa, karena persoalan lokal seperti di Surabaya ini memerlukan kepemimpinan yang benar-benar mendengarkan suara rakyat dan tidak dibayangi oleh kepentingan parpol. Jadi, harus berangkat dari masyarakat kecil,” tambahnya.
Perlu diketahui, di Pilwali Surabaya 2020 mendatang telah santer terdengar nama-nama yang hendak mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Surabaya. Seperti dari PDIP ada Whisnu Sakti Buana, Fandi Utomo dari PKB, Zahrul Azhar As’ad atau Gus Hans dari Golkar, mantan Kapolda Jatim Irjen (Purn) Machfud Arifin, hingga Kepala Bappeko Ery Cahyadi. [geh]

Tags: