Calon Pedagang Pasar Senggol Kota Malang Diseleksi

pasar-senggolKota Malang, Bhirawa
Rencana pembukaan Pasar Senggol di Jalan Sutan Syahrir, Kecamatan Klojen Kota Malang, diminati banyak pedagang, sedikitnya ada 120 orang. Karena itu, mereka menjalani seleksi akhir pemilihan di Balai Kota Malang, Selasa (20/9) kemarin. Yang nantinya, para juri akan menyeleksi hmenyisa 70 pedagang saja.
Menariknya, para pedagang harus membawa barang yang rencana akan dijual untuk ditampilkan pada para juri. Ada dua jenis dagangan yang bakal diterima, yakni kuliner dan nonkuliner.
Dari kuota yang ada, 50 tenda akan diberikan pada pedagang kuliner. Pedagang nonkuliner mendapat jatah 20 tenda.
Agung Harjana, Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang menjelaskan, ada tujuh kriteria utama yang dinilai tim juri untuk pedagang kuliner. Yakni, bahan baku, proses, cara saji, kehigenisan, harga jual, kekhasan kota, dan komitmen terhadap tata tertib.
“Mereka harus bawa contoh makanan yang dijual. Kami juga meminta mereka membawa foto atau video produksi,” ujarnya.
Sementara untuk pedagang nonkuliner, para juri memakai patokan pengemasan, bahan baku, dan harga jual sebagai penilaian utama.
Agung mengatakan, juri yang hadir berasal dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), antara lain, Dinas Kesehatan, Dinas Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Kantor Ketahanan Pangan, dan Disbudpar.
Pihaknya menjelaskan, persiapan Pasar Senggol sudah mulai matang. Stan dan infrastruktur penunjang sudah mulai dibenahi.
“Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain untuk membahas maslaah instalasi luar, air bersih, listrik, dan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah),” katanya.
Sementara itu, Budi Fathony, akademisi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang digandeng Pemkot untuk Pasar Senggol, mengatakan, tidak ada perubahan konsep untuk Pasar Senggol itu.
Produk utama yang akan dijual tetap kuliner. Produk nonkuliner akan menjadi pelengkap saja. Itu sebabnya porsinya tidak banyak. Ia menyebut, data base terkait penyelenggaraan pasar itu sudah disusun.
“Infrastruktur menjadi metode yang baik setelah direncanakan. Tujuannya agar pascakegiatan tidak bermaslaah untuk limbahnnya. Sirkulasi jalan sudah di diskusikan dengan dinas terkait,” ujarnya.
Para calon pedangang Pasar Senggol yang rencananya dibangun di Jalan Sutan Syahrir berharap bisa diterima berjualan. Pada proses seleksi akhir tersebut.
Amrizal Tabroni (22), warga Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, membawa dua bungkus makanan nasi rames dan nasi campur. Makanan itu ditata dalam wadah makanan dan dibungkus kantong plastik. Dia juga membawa minuman kemasan teh kayu manis dan kunyit asam yang diproduksi sendiri. Untuk menyiapkan makanan yang dibawa, Amrizal sudah menyiapkannya sejak pagi hari. Hal yang sama juga dilakukan M Syamsul (44), warga Jalan Kebalen Wetan, Kecamatan Kedungkadang, optimistis bisa diterima berdagang di Pasar Senggol. Alasannya, kuliner ronde yang dia jual sudah terkenal. Sebelumnya, Syamsul adalah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sekitar Stadion Blimbing.
“Saya ingin berjualan di sana untuk tambah penghasilan,” ujarnya. [mut]

Tags: