Candi Sumberawan Kab.Malang Masih Diminati Wisatawan

Umat Budha saat menggelar doa di Candi Sumberawan, Desa Toyomarto, Kec Singosari, Kab Malang

Kab Malang, Bhirawa
Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki peninggalan sejarah kerajaan yang telah dikenal dari sabang sampai merauke, yaitu Kerajaan Singhasari. Sehingga kerajaan tersebut telah meninggalkan bangunan stupa atau candi yang saat ini menjadi tempat wisata sejarah bagi para wisatawan, yang tidak hanya datang dari Malang Raya saja, tapi juga dari seluruh Indonesia, bahkan wisatawan dari luar negeri.
Sedangkan peninggalan bangunan candi tersebut, diantaranya Candi Singosari, Candi Sumberawan Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi Badut. Sehingga dengan adanya bangunan candi, hal itu telah menjadi tujuan wisata, bahkan ada beberapa candi yang kini sebagai tempat ritual yang dilakukan sebagian masyarakat.
Seperti Candi Suberawan, yang masuk wilayah Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ramai dikunjungi para wisatawan. Dan Candi Sumberawan lokasinya tidak jauh dari Candi Singosari, yakni hanya berjarak 3 kilometer. Candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari yang pada masa itu sebagai tempat persembayangan umat Budha
Candi Sumberawan ini, kata Ketua Komunitas Pecinta Sejarah Candi (KPSC) Malang Suryo Nugroho, Minggu (18/3), kepada Bhirawa, dibuat dari batu andesit dengan ukuran panjang 6,25 meter, lebar 6,25 meter, dan tinggi 5,23 meter, yang dibangun pada ketinggian 650 meter di atas permukaan laut (mdpl) di kaki bukit Gunung Arjuna. Sedangkan pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya, yang airnya dipercaya sebagai air suci. “Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pada tahun 1935 diadakan kunjungan oleh peneliti dari Dinas Purbakala. Di zaman Hindia Belanda pada tahun 1937 diadakan pemugaran pada bagian kaki candi, sedangkan sisanya direkonstruksi secara darurat. Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Batur candi berdenah bujur sangkar, tidak memiliki tangga naik dan polos tidak be relief . Dan candi tersebut terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya
Di atas kaki Candi Sumberawan, lanjut Suryo, berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma, sedangkan untuk bagian atas berbentuk genta atau stupa yang puncaknyatidak ada. “Kami menduga, bahwa kemungkinan pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan payung atau chattra. Karena sisa-sisanya tidak ditemukan sama sekali. Dan candi itu sendiri tidak memiliki tangga naik ruangan, yang di dalamnya biasa digunakan untuk menyimpan benda suci,” jelasnya.
Jadi, masih dia jelaskan, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan. Sedangkan menurut para ahli purbakala memperkirakan Candi Sumberawan dulunya bernama Kasurangganan, yakni sebuah nama yang terkenal dalam kitab Negarakertagama. Sedangkan tempat tersebut telah dikunjungi Hayam Wuruk pada tahun 1359 masehi, sewaktu ia mengadakan perjalanan keliling.
“Dari bentuk-bentuk yang tertulis pada bagian batur dan dagoba (stupanya) dapat diperkirakan bahwa bangunan Candi Sumberawan didirikan sekitar abad 14 sampai 15 masehi yaitu pada periode Majapahit. Karena bentuk stupa pada Candi Sumberawan ini menunjukkan latar belakang keagamaan yang bersifat Budhisme,” tutur Suryo. [cyn]

Tags: