Cara BKD Jatim Peringati Momentum Agustusan

Kepala BKD Jatim Anom Surahno memimpin acara makan bersama dengan lesehan di depan kantor BKD Jatim. [Adit Hananta Utama]

Perkuat Kebersamaan ASN Lewat Sarapan Beralas Daun Pisang
Kota Surabaya, Bhirawa
Sederhana tapi penuh makna. Begitu cara Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim memaknai momentum Agustusan tahun ini. Dengan makan bersama di halaman kantor BKD, menu-menu tradisional khas Jawa Timuran disajikan dengan cara lesehan beralaskan daun pisang.
Jauh dari istilah mewah, namun cara itu disambut penuh hangat seluruh ASN di lingkungan BKD Jatim. Layaknya bancak’an di kampung, sebanyak 114 ASN diajak sama-sama menikmati suasana tersebut sembari ditemani lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan band bentukan BKD Jatim sendiri. “Awalnya kita akan tasyakuran seperti biasa, memesan catering dengan prasmanan. Tapi sepertinya kebersamaan yang diinginkan akan kurang terbentuk. Akhirnya kita ubah dengan lesehan makan di atas daun pisang,” ungkap Anom, Jumat (23/8).
Sebelum menyantap sarapan bersama, Kepala BKD Jatim Anom Surahno memberikan penjelasan tentang maksud dia merancang konsep itu. Kata dia, Indonesia pertama kali merdeka juga dibangun dengan cara yang sangat sederhana. Persisnya menjelang proklamasi kemerdekaan, Bung Karno diculik dan dipaksa untuk memerdekakan negara ini. Bung Karno kemudian merenung dan berfikir tentang negara yang berdiri minimal harus memiliki tentara.
“Tapi oleh Bung Hatta diyakinkan, kalau pun tidak punya tentara kita masih punya anak muda. Kebetulan, saat itu yang menculik Bung Karno paling tua adalah Sukarni. Usianya baru 26 tahun dan belum menikah,” cerita dia.
Dari cerita itu, lanjut Anom, Indonesia berdiri pertama kali tidak serta merta memiliki pegawai pemerintah atau ASN seperti saat ini. Tidak punya tentara apalagi uang dari pajak untuk menggaji mereka. Keadaan itu berlangsung selama kurang lebih delapan bulan. “Delapan bulan para pegawai yang membantu Bung Karno bekerja tanpa dibayar. Tidak ada gaji presiden. Sama sekali tidak idealnya sebuah negara. Tapi impian itu terwujud hanya dengan modal keyakinan dan kebersamaan,” terang dia.
Akhir-akhir ini, dikatakan Anom, rasa kebersamaan itu sedang diuji dengan terjadinya sejumlah kerusuhan. Seperti di Jatim, Papua serta Papua Barat. “Kebersamaan kita sedang diuji. Dengan kita duduk bersama ini, tidak ada perbedaan di antara pegawai. Dari mana pun latar belakangnya, semua ada teman dan tim untuk bekerja,” ungkap dia. Staf atau pejabat, tidak ada bedanya saat itu. Semua duduk dan makan di atas wadah dan menu yang sama.
Lebih lanjut Anom mengatakan, rangkaian peringatan HUT RI di BKD Jatim berlangsung setiap Jumat sepanjang Bulan Agustus. Pada minggu ketiga ini, para ASN mengikuti tasyakuran dan lomba menyanyi. Sebelumnya, berbagai lomba khas Agustusan juga telah digelar pada Jumat pertama dan Jumat kedua. “Nanti minggu keempat kita tinggal membagikan hadiah untuk para pemenang lomba Agustusan,” ungkap dia.
Berbagai rangkaian peringatan HUT RI ini, jelas Anom, tidak lepas dari upaya untuk memperkuat semangat nasionalisme ASN di instansi yang dia pimpin. Menurutnya, sebagai ASN, jiwa nasionalisme dan semangat kebangsaan itu harus sudah final. “Sejak ASN itu menjadi Capeg, mereka sudah melewati proses latihan dasar yang memuat unsur penguatan kebangsaan dan Pancasila,” pungkas Anom. [Adit Hananta Utama]

Tags: