Cara Disperdagin Situbondo Menghadapi Serbuan Jajanan Modern

Wabup Yoyok Mulyadi didampingi Plt Kadis Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Situbondo Tutik Margiyanti saat melaunching festival jajanan tradisional di Taman Lanceng Kapongan. sawawi/bhirawa

(Rangkul FKIMK Kapongan Dengan Melaunching Festival Jajanan Tradisional)

    Situbondo, Bhirawa
    Memasuki era milenial yang berbarengan dengan semarak program tahun kunjungan wisata Situbondo 2019, banyak elemen masyarakat dan lintas OPD menyelenggarakan event unggulan. Satu diantaranya yang terbaru dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten dengan membuat branding baru bernama festival jajanan tradisional. Event ini digelar untuk menghadapi menjamurnya jajanan modern yang mulai tumbuh pesat di Situbondo.
    Rabu malam (18/12), kawasan Taman Lanceng yng berada di area Alun Alun Kecamatan Kapongan Situbondo ramai dikunjungi ribuan orang. Baik kalangan anak anak remaja, dewasa wanita dan pria, tumpah ruah di pusat keramaian masyarakat Kecamatan Kapongan tersebut. Disana, masyarakat Kota Santri dimanja dengan sebuah acara unggulan festival jajanan tradisional. Mulai dari makanan bernama kocor, cenil, martabak, apem dan makanan khas Situbondo yang lain ikut dipajang dengan nuansa desain yang menarik. “Ini sangat unik karena menyajikan aneka jajanan tradisional,” aku salah satu warga setempat bernama Heru.
    Heru menilai, konsep festival jajanan tradisional sangat seirama dengan program yang digalakkan Pemkab Situbondo dengan kegiatan tahun kunjungan wisata Situbondo 2019. Dengan kegiatan festival jajanan tradisonal ini, aku Heru, masyarakat yang sudah lama disuguhi aneka masyarakat menu makanan modern bisa menemukan kesukaan makanan tradisional yang dahulu di sukai. Dimata Heru, kegiatan yang di gagas Disperdagin Kabupaten Situbondo bersama Forum Komunikasi Informasi Masyarakat Kapongan (FKIMK) Kecamatan Kapongan patut dibanggakan. “Ini program pemberdayaan masyarakat yang cukup bagus. Apalagi disediakan puluhan stand tersendiri,” tegasnya.
    Orang nomor dua di lingkungan Pemkab Situbondo itu juga mengaku kesemsem dengan pagelaran festival jajanan tradisional yang merupakan perpaduan antara konsep kuno dan milenial. Kata Yoyok Mulyadi, festival jajanan tradisional patut diapresiasi karena banyak memiliki sisi keunggulan bagi peningkatan ekonomi masyarakat. “Festival ini merupakan perpaduan konsep kuno dan milenial yang harus digaungkan agar seluruh masyarakat pedesaan mengetahui arti jajanan milenial dan jajanan tradisional,” pinta pria yang juga Wabup Situbondo itu.
    Masih kata Wabup Yoyok, festival jajanan tradisional harus terus dikesinambungkan kedepan mengingat masyarakat sangat paham dengan aneka jenis jajanan tradisional. Tetapi, akunya, bagi masyarakat yang lahir pada jaman milenial belum tentu tahu dengan jenis jajanan tradisional yang dipajang dalam festival tersebut. “Saya meminta jajanan tradisional tempo dulu ini terus digaungkan kepada masyarakat di era melenial saat ini,” ujar Wabup Yoyok.
    Sebaliknya, kata Wabup Yoyok, masyarakat milenial harus mau ikut menggaungkan jajanan modern kepada masyarakat kuno. Sebab, imbuhnya, apabila masyarakat milenial dengan masyarakat kuno saling membagi informasi, maka diyakini Kabupaten Situbondo akan mengalami kemajuan yang pesat. “Untuk itu semua elemen harus mendukung kebebasan masyarakat dalam berkreasi sehingga program yang dicetuskan bisa terus meningkat,” tutur Wabup Yoyok.
    Mantan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Situbondo itu meminta semua OPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Situbondo mendukung dan ikut memfasilitasi gerakan masyarakat kuno dan masyarakat milenial dalam mempromosikan jajanan tradisional sehingga bisa lebih maju. Sebab, urainya, kemajuan dari berbagai aspek kehidupan bermasyarakat akan dilalui senyampang tidak sampai meninggalkan karakter lokal yang ada. “Jika meninggalkan karakter lokal, maka kemajuan sebuah daerah akan terbelenggu,” pungkas Wabup Yoyok.
    Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadisperdagin) Kabupaten Situbondo Tutik Margianti mengaku festival jajanan tradisional berlangsung sukses karena mendapatkan dukungan dari elemen masyarakat setempat yang diwakiliFKIMK. Kata Tutik, festival jajanan tradisional yang diselelenggarakan oleh Disperdagin Kabupaten Situbondo menjadi event rutin dengan menggandeng Forum Komunikasi Informasi Masyarakat Kapongan (FKIMK). “Tujuan festival ini sebagai media promosi, khususnya untuk mendukung tumbuhnya jajanan tradisional yang merupakan makanan khas Kabupaten Situbondo,” terang wanita yang kini menjabat Kadis Pariwisata Kabupaten Situbondo itu.
    Dra Hj Tutik Margiyanti ST MSi menjelaskan, memasuki era millenial sekarang ini, jajanan tradisional seperti lopis, apem, cenil dan sejenisnya diharapkan tidak sampai hilang atau musnah dari masyarakat Kota Santri Situbondo. Agar tetap dikenal, ungkap Tutik, lembaganya sengaja mengadakan festival jajanan tempo dulu agar tidak punah. “Sehingga kedepan tetap mampu bersaing dengan jajanan yang dikelola secara modern,” papar mantan Kadis Cipta Karya Kabupaten Situbondo itu.
    Lebih dari sekadar itu, lanjut Tutik, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Situbondo ingin mengemas kegiatan ini lebih besar lagi pada masa mendatang. Untuk itu, Tutik berharap, dengan menyediakan sarana promosi melalui stand makanan tradisional tidak hanya dikenal wisatawan lokal saja melainkan juga wisatawan dunia. “Kegiatan seperti ini akan kami terus perkenalkan kepada para wisatawan yang berkunjung ke Situbondo,” papar Tutik.
    Aneka jajanan tradisional yang notabene hasil peninggalan nenek moyang dahulu, imbuh Tutik, harus bisa dikemas secara modern sehingga bisa bersaing dengan jajanan modern. Dengan demikian, harapnya, para pelaku usaha jajanan tradisional yang ada di Kabupaten Situbondo bakal mampu mengemas dengan model millenial sehingga akan lebih menarik dimata konsumen, wisatawan dan masyarakat. “Festival jajanan tradisional ini, akan kami branding dengan nama sekomomel kobessa. Sehingga tujuan peningkatan ekonomi kebersamaan dapat segera terealisasi,” pungkas Tutik
Tags: