Cara Mahasiswa DKV UK Petra Kenalkan Imagraph

Mahasiswa DKV Universitas Kristen (UK) Petra saat workshop fotografi dengan menggunakan kamera analog.

Ajarkan Teknik Kamera Analog, Gelar Workshop Fotografi
Surabaya, Bhirawa
Dalam dunia fotografi, rasa dalam sebuah bingkai karya sangat diperlukan. Karya fotografi juga harus mempunyai makna atau cerita dari karya yang dia potret. Oleh mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen (UK) Petra, konsep Imagraph digelar dalam bentuk pameran untuk mewadahi para pecinta seni fotografi. Kategori yang dipamerkan berbagai macam. Yakni best potret, best komersil, best conceptual. Best digital imagine dan most like.
Dikatakan Ketua Panitia Imagraph, Aryabhama Citta Salaka, menekankan jika karya yang dipamerkan tidak hanya sekadar nilai. Melainkan juga rasa. Objeknya pun, mulai dari manusia, buah, barang komersil hingga benda mati seperti meja, kursi. Selain pameran, pihaknya juga menggelar workshop fotografi dengan menggunakan kamera analog. Sebab, teknik pengambilan gambar dengan menggunakan kamera analog sangat berbeda jauh dengan kamera digital.
“Kami ingin mengenalkan kamera analog ini kepada para mahasiswa. Bagaimana menggunakannya, bagaimana teknik motretnya. Karena menggunakan roll film, jelas membutuhkan kejelian dan insting dalam pengambilan gambar,”ungkap mahasiswa semester 6 DKV ini. Apalagi, kata Arya, karena penggunaannya masih berbasis manual, sehingga pengaturan ISO juga dilakukan secara manual. “Ada perhitungannya agar foto bisa menghasilkan karya yang bagus. Termasuk ketika menyetting ISO pada kamera analog,”tuturnya.
Sementara itu, peserta workshop kamera analog, Sheila Abigail (19), menceritakan pengalamannya yang barupertama kali menggunakan kamera analog. Berbeda dengan penggunaan kamera digital yang biasa diagunakan, kamera analog diungkapkan dia jauh lebih sulit penggunaanya. Dalam workshop tersebut, ia bersama peserta lain diajarkan dalam menetapkan fokus objek kamera. terlebih, kamera analog tidak memiliki pengaturan auto-fokus.
“Karena analog ya, jadi semuanya harus manual. Apalagi kita nggak bisa lihat hasil jepretan kita bagus atau enggak. Kalau hasilnya jelek ya satu roll film terbuang,”katanya. [ina]

Tags: