Prof Dr Ida Aju Brahmasari
Prof Dr Ida Aju Brahmasari
Bagaimana mendeteksi adanya paham radikalisme terorisme menjadi pertanyaan yang berkecamuk dalam benak Rektor Untag Surabaya, Prof Dr Ida Aju Brahmasari. Harapannya tentu agar anak-anak, bangsa dan negara selamat dari ancaman paham tersebut.
Perempuan berjilbab ini menuturkan bahwa anak muda saat ini tidak ingin berpikir panjang dan susah. Dengan adanya Information technology (IT) mestinya indikasi-indikasi adanya paham radikalisme terorisme bisa terdeteksi dengan mudah.
“Saya membayangkan mungkin tidak ya suatu saat kita mendeteksi terrorisme layaknya melihat keaslian uang baru yang cukup 3D diraba, dilihat, dan diterawang,” katanya saat ditemui Bhirawa \usai melakukan pembubuhan tandatangan ikrar Anti-Radikalisme di Graha Widya lantai 2, Minggu (20/8) kemarin kemarin.
Menurut Brahmasari sapaan akrab Prof ida Aju Brahmasari, anak-anak muda saat ini itu tidak ingin dan mau memikirkan panjang lebar dan susah-susah. pihaknya bakal mensosialisasikan dan membuat cara gimana melihat indikasi layaknya uang palsu.
“Kita akan duduk bareng dengan pihak kepolisian agar supaya anak-anak selamat, bangsa selamat, dan negara juga selamat,” tuturnya.
Ia menerangkan, dari tahun sebelumnya telah mengikrarkan mengenai anti korupsi, anti narkoba. Dan sekarang ditambahkan anti radikalisme. Penambahan tersebut dikatakan Brahmasari sebagai respon kampus merah putih Untag terhadap maraknya paham radikalisme.
“Kita ingin mahasiswa baru kita bebas dari paham-paham tersebut. Sebab mereka bisa menjadi target dan mereka ada di posisi remaja akhir yang rentan untuk dipengaruhi,” ungkapnya. Oleh sebab, lanjut dia, dengan adanya ikrar anti terorisme sebagai langkah mengingatkan. Apalagi mahasiswa Untag mulai dari Sabang sampai Merauke. “Tapi kita percaya anak-anak tidak ikut dalam paham-paham radikal. Karena mahasiswa kita yang berkegiatan dan perkumpulan dari seluruh pulau ada pembimbing dan pembinanya. Insyaallah mereka akan menjaga keutuhan NKRI,” pungkas Brahmasari. [geh]
