Cara Siswa SMAN 1 Situbondo Rayakan Kelulusan dengan Cara Berbeda

Sejumlah siswa SMASA Situbondo merayakan kelulusan sekolah dengan menaiki sepeda ontel berkeliling jalan protokol Kota Santri. [sawawi]

Tak Lakukan dengan Cara Hura-hura, Pilih Bagi Takjil dan Naik Ontel Keliling Kota
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Setiap pengumuman kelulusan SMA/SMK di Situbondo, selalu disambut dengan aksi hura-hura seperti corat-coret baju seragam dan konvoi kendaraan di jalan raya. Namun tahun ini, ada perayaan kelulusan yang unik dan berbeda yang pantas ditiru. Adalah siswa kelas XII SMAN 1 Situbondo lebih memilih merayakan kelulusan sekolah dengan berbagi takjil kepada pengguna jalan raya dan melakukan keliling kota dengan menaiki sepeda ontel.
Siang itu, jam dinding sekolah menunjukkan pukul 14.00 WIB. Ratusan siswa dengan berpakaian warna kebesaran putih abu-abu suah berkumpul di halaman GOR Baluran Situbondo, di Jalan PB Sudirman, Kelurahan Patoakan, Kecamatan Kota Situbondo. Siswa siswi yang banyak menyebar senyum karena dinyatakan lulus oleh sekolahnya tampak sebagian terhanyut dalam candaan kecil dengan teman sekelasnya.
Ditempat lainnya, ada siswa siswi yang mempersiapkan sepeda ontelnya, karena rantai sepeda yang akan dinaikinya kurang kencang. Para generasi penerus bangsa itu rupanya mempersiapkan untuk mengikuti keliling kota dengan menaiki sepeda ontel tua dan sepeda gunung.
Sandi, salah satu siswa SMAN 1 Situbondo mengaku senang dan bersyukur setelah dinayatakan lulus oleh almamaternya. Ia bersama teman-teman sekelasnya juga patut berterima kasih kepada guru dan kasek yang telah membinanya selama tiga tahun.
Sandi mengaku terharu dengan lulusnya dirinya dari SMASA Situbondo, salah satu sekolah SMA Negeri favorit di Kota Bumi Salawat Nariyah. “Dengan resmi lulus dari SMASA (sebutann akrab SMAN 1 Stubondo, red), saya merasa lega sekarang,” papar Sandi, yang mengaku beralamat di Kelurahan Mimbaan Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo itu.
Sandi yang mengaku orang tuanya bekerja sebagai sopir mobil ambulance itu juga sangat mendukung ide dan gagasan dari sekolah serta teman seangkatannya untuk merayakan kelulusan sekolah dengan kegiatan yang positif bagi masyarakat, mencintai seni dengan naik sepeda ontel dan saling berbagi takjil. Dua kegiatan menyambut kelulusan itu dimata Sandi, sangat memiliki makna dan mengajarkan karakter yang kuat kepada siswa Kelas XII SMASA.
“Ya sejak sehari sebelumnya sudah diumumkan oleh SMASA, kami dilarang untuk melakukan konvoi kendaraan dan corat coret baju seragam. Sebaliknya kami diminta untuk mencintai seni Situbondo dengan berkeliling kota menaiki sepeda ontel saja,” aku Sandi lagi.
Tak hanya itu saja, kupas Sandi, dirinya bersama ratusan teman teman Kelas XII SMASA Situbondo sepakat untuk merayakan kelulusan sekolah dengan melakukan kegiatan religius dibulan ramadan ini.
Misalnya saja, aku Sandi, ratusan siswa Kelas XII SMASA urunan uang untuk membelikan bahan bahan takjil sebelum dibagikan kepada masyarakat dan pengguna jalan raya Situbondo. “Setelah disepakati kami menghimpun dana dan membeli kebutuhan untuk takjil. Selanjutkan kami bagi bagikan kepada ummat muslim yang melintas di jalan raya,” lanjut Sandi.
Rendra yang tercatat sebagai Kelas XII SMASA mengaku paling bahagia saat merayakan kelulusan tahun 2019 ini. Pasalnya, kata pria asli Besuki Situbondo itu, ia sudah merasa bangga bisa menyelesaikan studi selama 3 tahun lamanya di SMASA Situbondo. Semua ilmu yang di dapat Rendra, akunya, akan dipraktekkan di tengah masyarakat, kelak setelah selesai melaksanakan studi kuliah S1-nya. “Saya patut bersyukur atas pengumuman kelulusan ini. Sebab saat ini sudah harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan pada jenjang pendidikan ke PTN,” ungkap Rendra.
Rendra yang pernah terpilih sebagai Duta Lalu Lintas Situbondo itu menambahkan, gagasan sekolah untuk melakukan keliling jalan Kota Situbondo dengan menaiki sepeda onthel sangat tepat. Ini karena, menurut Rendra, kegiatan hura hura dengan corat coret baju seragam dan konvoi di jalan raya sangat tidak mendidik kepada adik adik kelasnya di SMASA Situbondo.
Selain itu, imbuh Rendra, dengan dua kegiatan negatif tersebut selain membahayakan diri sendiri juga mengganggu orang lain dikala melajukan kendaran di jalan raya. “Hura hura dengan konvoi itu harus ditinggalkan, sebab sangat berbahaya,” gagas Rendra.
Haykal, rekan Rendra mengaku memiliki pendapat yang sama dengan guru dan Kaseknya dalam menilai sebuah pesta kelulusan. Dimata Haykal, dengan hura hura konvoi di jalan raya sangat rentan bagi keselamatan orang lain dan para pengguna kendaraan roda dua dan roda empat di jalan raya. Oleh karena itu, sambung Haykal, ia lebih setuju merayakan kelulusan sekolah dengan cara berbagi takjil dipinggir jalan raya dan mencintai seni kebudayaan dengan keliling perkotaan menaiki sepeda ontel.
“Meski jarak rute yang dilewati sangat jauh, kami bersama teman teman tetap bahagia. Ini merupakan momen indah saat berada dalam masa SMA,” terang lelaki yang beralamat di Jalan Wijayakusuma Kelurahan Dawuhan Situbondo itu.
Terpisah, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso Mahrus Syamsul sangat mendukung ide merayakan kelulusan dengan keliling kota menaiki sepeda ontel dan berbagi takjil yang digagas siswa Kelas XII SMAN 1 Situbondo kemarin.
Mantan Kasek SMAN 1 Prajekan Kabupaten Bondowoso itu menilai, piihan SMASA sangat unik dan layak untuk ditiru siswa siswi lain saat menyambut sebuah kelulusan sekolah. “Ini (keliling naik sepeda ontel dan berbagi takjil) pilihan yang sangat bagus. Selain terhindar dari kecelakaan di jalan raya juga sangat religius karena saling berbagi takjil dengan orang lain,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: