Cari Bibit Atlet Lewat Kompetisi Bola Voli Mini

81 tim bola voli pelajar jenjang SD dan SMP mengikuti kompetisi di lapangan Dindik Surabaya, Senin (13/8) kemarin.

Dindik Surabaya, Bhirawa
Pencarian bibit-bibit atlet sudah dilakukan sejak anak-anak masih duduk di bangku sekolah dasar. Seperti yang dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya melalui kompetisi bola voli yang diikuti 81 tim dari siswa jenjang SD dan SMP.
Lantaran postur tubuh anak-anak belum menjangkau olahraga ini secara ideal, panitia pun merekayasanya dengan mengurangi standar arena yang digunakan. Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan mengatakan, kompetisi ini untuk mencari bibit unggul sejak usia dini terutama bidang olahraga bola voli. Untuk itu, para peserta diminta bertanding dengan sportif. “Berjuanglah sebaik mungkin dan selamat bertanding,” kata Aston saat membuka pertandingan.
Aston kemudian memberikan contoh keberhasilan Lalu Muhammad Zohri yang mampu menjadi juara Dunia Atletik U-20 tahun 2018 di Finlandia beberapa waktu lalu. “Keberhasilan Lalu itu berkat kerja keras. Mudah-mudahan ada siswa yang mampu mengikuti jejak prestasi Lalu di tingkat dunia,” ungkapnya.
Ketua Pelaksana Pertandingan Bola Voli, Eko Riswanto mengungkapkan, pertandingan bola voli jenjang SD mewakili kecamatan. Sementara jenjang SMP mewakili sekolah, baik negeri dan swasta. “Tahun ini ada 14 kecamatan untuk voli SD putri dan 19 kecamatan SD putra. SMP-nya ada 24 tim putra dan 24 tim putri,” katanya.
Untuk tim dari jenjang SD, kata dia, diambil delapan siswa. Kemudian namanya menjadi bola voli mini karena ukuran lapangan diperkecil dari ukuran sebenarnya. Kalau ukuran lapangan standar nasional itu panjang 18 meter dengan lebar 9 meter. Voli mini menjadi panjang 12 meter dan lebar 6 meter.
Tinggi net, lanjut Eko, juga dikurangi. Jenjang SD putri menjadi 2 meter, sementara SD putra jadi 2,10 meter. Untuk jenjang SMP, ukuran lapangan menyesuaikan standar nasional. “Hanya tinggi net yang disesuaikan. Ukuran nasional untuk laki-laki itu 2,43 meter, sedangkan putri 2,24 meter. Pada kompetisi tingkat SMP, masing-masing tinggi net dikurangi 10 centimeter,” jelas Eko yang juga guru di SDN Medokan Ayu II ini.
Pria yang juga pengurus Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kota Surabaya ini menambahkan, sebelum bertanding ke tingkat kota, diadakan seleksi per kecamatan. Terutama bagi siswa jenjang SD. Yang terbaik kemudian mewakili kecamatan ke tingkat kota.
Salah satu kecamatan yang ikut berpartisipasi adalah Kecamatan Simokerto. Pelatih Kecamatan Simokerto, Junaidi mengaku memasang target juara bola voli SD tahun ini. Sebab, tahun lalu tingkat SD putri mampu merebut juara 3, sementara kategori putra masuk perempat final.
“Kami sudah menyeleksi pemain dengan melihat cara passing, servis, memblok bola, penempatan bola, hingga smash. Jadi, untuk tahun ini kami optimistis Kecamatan Simokerto meraih juara,” pungkas Junaidi. [tam]

Tags: