Catatan 76 Tahun Jawa Timur, Kegotongroyongan Kunci Pengendalian Pandemi

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa

Pemprov Jatim, Bhirawa
Keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 khususnya digelombang kedua pada 2021, patut menjadi catatan keberhasilan tersendiri untuk Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Partnership alias kegotongroyongan semua pihak menurut Gubernur merupakan kunci berhasilnya Jatim atasi mengendalian Covid-19 di wilayahnya.
Setelah harus berjibaku menghadapi gelombang kedua Covid-19 yang naik tiba-tiba pada pertengahan tahun, di penghujung Ulang Tahun ke-76 Provinsi Jatim, Gubernur menyatakan 32 dari 38 kabupaten/kota di provinsi itu masuk level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), berdasarkan hasil asesmen situasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Di Jawa Timur, sudah satu bulan terakhir ada 32 kabupaten/kota masuk level 1 menurut asesmen level dari Kemenkes. Sedangkan enam kabupaten/kota yang masuk level 2,” ujar Khofifah Gubernur saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Magetan, Minggu (10/10).
Menangani pandemi Covid-19 hingga mencapai status level 1 menjadi prestasi tersendiri bagi Jawa Timur. Sebab diperlukan direction yang tepat bagi banyak stakeholder, luasan wilayah dan besarnya anga penduduk yang harus ditangani.
Gubernur Khofifah sangat tanggap dengan situasi Jatim yang demikian heterogen ini, dengan mengeratkan kerja sama dengan semua pihak yang bisa membantu Jawa Timur, memenuhi semua standar WHO yang menjadi parameter penanganan pandemic Covid-19.
Menurut Gubernur, asesmen level dari Kemenkes itu merupakan standar WHO dalam memonitor penyebaran Covid-19. Asesmen level dari Kemenkes itu mengacu pada enam parameter, meliputi kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit, kematian, testing, tracing, dan treatment yang dilakukan secara masif dan terukur, sehingga menghasilkan predikat memadai.
Khofifah menuturkan bahwa semua pihak masih menjaga komitmen untuk tidak lengah, mengingat puncak gelombang kedua Covid-19 pada bulan Juli sebelumnya. “Kita harus ingat puncaknya 15 Juli kemarin, kita bisa lihat antrian di IGD bahkan hingga di selasar. Semua harus belajar dari kejadian itu jangan sampai ada gelombang ketiga,” kata Khofifah.
Menurut Gubernur, kunci keberhasilan Jatim dalam mencapai zona kuning atau level satu, Khofifah mengeklaim bahwa ini hasil dari adanya strong partnership antar lapisan untuk bekerja sama. “Ini semua karena kekuatan strong partnership, gotong royong, dan semua menjadi frontliner untuk menerapkan aturan dan anjuran yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Saat ini Jawa Timur berdasarkan Inmendagri Nomor 47 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Level 3, Level 2 dan Level 1 Covid-10 di Wilayah Jawa dan Bali, di mana pada poin kedua menginstruksikan penetapan level wilayah ditambah dengan indikator capaian total vaksinasi dosis 1 dan vaksinasi dosis 1 lanjut usia di atas 60 tahun dari target vaksin di setiap wilayah algomerasi.
“Sebagai contoh, Kota Surabaya. Itu dosis 1 sudah 100 persen, dosis 2 sudah di atas 70 persen, lansianya dosis 1 dan 2 juga di atas 70 persen. Tetapi, belum bisa disebut PPKM Level 1, karena wilayah itu dihitung secara algomerasi. Harus dilihat bagaimana wilayah Bangkalan, Gresik, dan wilayah algomerasi Surabaya Raya,” kata Khofifah.
Untuk asesmen level PPKM menurut Inmendagri Nomor 47 Tahun 2021 di Jawa Timur, ada 32 kabupaten/kota level 3 PPKM dan lima kabupaten/kota level 2 PPKM, sedangkan satu daerah masuk PPKM level 1.
Sementara jelas Khofifah tracing yang tinggi di Jatim sudah diangka 22,52 rasio kontak erat/kasus konfirmasi membuat kasus-kasus terkonfirmasi bisa direm, supaya tidak menulari kepada mereka yang berisiko tinggi atau komorbid. Sehingga mereka tidak tertular Covid-19 dengan gejala berat.
Selain itu, lanjut Khofifah, BOR RS yang cukup rendah bahkan menurut RS On line Kemenkes RI per tanggal 9 Oktober 2021 menunjukkan BOR ICU Covid-19 komulatif Jawa Timur tercatat 7 %, Isolasi 4 persen dan RS. Darurat Covid-19 tercatat 2 persen. Sebagaimana diketahui sesuai standar dari WHO (organisasi kesehatan dunia) bahwa BOR harus dibawah 60%.
Dengan demikian maka BOR di Jawa Timur baik ICU, Isolasi maupun RSDC sudah sangat jauh dibawan rekomendasi WHO yaitu dibawah 60 persen. Gubernur menjelaskan meski secara asesmen level Kemenkes sudah mulai membaik, pihaknya meminta masyarakat tetap menjaga dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Gubernur juga meminta pemerintah daerah di wilayah Jawa Timur untuk terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 agar kekebalan kelompok segera terbentuk dan menekan kasus Covid-19. [tim]

Tags: