Cawali Teno Bantah Pidato Akan Ubah Pancasila

Gus Ipul saat kampanye di Rusunawa di Kelurahan Petahunan, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Sabtu (3/10) malam. [Hilmi Husain/Bhirawa]

Pasuruan, Bhirawa
Calon Wali Kota (Cawali) Pasuruan, nomor urut dua, Raharto Teno Prasetyo mengaku dirugikan dengan beredarnya penggalan video pidatonya dalam deklarasi kampanye damai yang digelar KPU Kota Pasuruan beberapa waktu lalu.

Teno panggilan akrabnya menyatakan narasinya yang telah diplesetkan tersebut seolah-olah dirinya akan mengganti Pancasila menjadi ekasila dan trisila.

“Kami dari paslon TEGAS sangat dirugikan dengan hal itu,” ujar Teno saat konferensi press, Jumat (2/10). Ia menegaskan, tim Paslon Raharto Teno Prasetyo-Moch Hasjim Asjari (TEGAS) juga akan menempuh jalur hukum terhadap pihak yang menyebarkan video dengan narasi yang diplesetkan. Karena tindakan itu sudah menjurus ke kampanye hitam.

“Pastinya ini akan ada upaya hukum. Apabila kita melihat potongan-potongan itu, sebenarnya tidak ada yang menyebutkan saya akan mengganti Pancasila. Tetapi justru narasinya yang dituliskan seperti kita ketahui bersama, itulah yang membuat hasutan,” tegas Teno.

Dalam pidato Teno yang disebut-sebut itu, terjadi pada deklarasi damai yang digelar KPU Kota Pasuruan di Hotel Horison pada 26 September 2020. Video itu Teno memang menyebut perihal trisila dan ekasila.

“Jika kita peras Pancasila, muncullah ekasila, yang didapatkan dari trisila, yaitu dari sosio nasionalis, sosio demokratis, ketuhanan yang berkebudayaan. Dan jika kita peras lagi, kita kristalisasi lagi, hanya ada satu kata, untuk mewujudkan Kota Pasuruan yang lebih maju dan sejahtera adalah dengan cara bergotongroyong,” isi video penggalan pidato Teno.

Penggalan video pidato Teno itu menjadi polemik. Warganet menganggap Teno berniat mengubah Pancasila. Menanggapi itu, Teno mengaku sangat heran. Ia menyebutkan bahwa tidak ada statementnya yang ingin mengubah Pancasila jadi ekasila ataupun trisila.

“Saya sangat heran. Teman-teman wartawan yang sempat menyaksikan sendiri, pidato dan penggalan pidato saya, yang saya lontarkan saat deklarasi damai. Saya ingin bertanya, statement mana yang dari saya yang ingin merubah pancasila,” kata Teno.

Terkait adanya narasi trisila dan ekasila, Teno mengaku bahwa kalimat yang diambilnya dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, dihadapan BPUPKI.

“Saya ingin hanya menyampaikan, bahwa konsepsi gotongroyong yang saya jadikan sebagai dasar perjuangan. Dan pembangunan Kota Pasuruan tidaklah didapat dari sembarang tempat. Tapi itu diambil dari pemikiran founding father kita, Bapak Proklamator Ir Sukarno,” jelasnya.

Selanjutnya, Teno menjelaskan narasi gotongroyong adalah sebuah ekstraksi dari narasi besar kebangsaan. Gotongroyong menjadi pondasi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. [hil]

Tags: