Ceburkan Bantal Kesayangan ke Kalimas, Jenazah Sigit baru Ditemukan

korban-tenggelam-di-Kalimas

korban-tenggelam-di-Kalimas

Surabaya, Bhirawa
Dunia anak penuh dengan keinginan untuk bermain. Namun orang tua harus selalu waspada dan memberikan perhatian penuh jangan sampai anak terkena celaka. Berpamitan pergi bermain, seorang siswa SMP tewas tenggelam di Kalimas Surabaya.
‘Ayah kalau pingin ramai warungnya ikut aku istighosah’, ajakan terakhir Sigit Prasetyo (13) yang menjadi korban tenggelam di Kalimas Surabaya kepada ayahnya Subagio (40) saat Sabtu (19/4) malam.
Sigit yang warga Kampung Malang Utara 7/7  ini awalnya berniat mengisi liburan di pinggir sungai Kalimas bersama teman sebayanya, tapi justru ditemukan tewas tenggelam, senin (21/4) pada pukul 11.00 WIB.
Bocah yang bersekolah di SMP Muhammadiyah 3 masih kelas VII ini tenggelam pada hari Minggu (20/4) siang sekitar jam 13.00 WIB. Sebelumnya bersama teman-temannya, Sigit bermain sepeda di arena skate park.
Tim pencari dari Basarnas, Tagana,Linmas, dan PMK lakukan pencarian di Kalimas Jenazah dan ditemukan setelah dicari oleh tim SAR selama hampir 24 jam, sejak Minggu kemarin.
Menurut Kepala Tim SAR Candra Urat Mangun, jenazah Sigit ditemukan sekitar 400 meter dari lokasi pertama dia tenggelam, tepatnya Sigit ditemukan di sekitar Monumen Pesawat Terbang Taman Prestasi Surabaya.
“Korban tenggelam selama 20 jam. Seharusnya, sesuai teori, korban harus sudah muncul ke permukaan air setelah 18 jam. Tapi dalam waktu itu, dia belum muncul dan baru ditemukan setelah 20 jam melakukan pencarian,” papar Candra yang juga Kadis PMK Kota Surabaya ini.
Sebelum ditemukan, lanjut Candra, tim SAR kesulitan melakukan pencarian karena kondisi sungai berlumpur. Karena kesulitan itulah, Candra menambah personelnya itu untuk melakukan pencarian lewat jalur darat atau menyisir tepi sungai Kalimas.
“Jadi selain melakukan penyisiran sungai dan membuat ombak dari speedboat untuk mencairkan lumpur, juga dilakukan dengan menyisir di pinggir sungai,” jelasnya.
Candra juga mengungkap, dalam pencarian yang dilakukannya itu, Wati (38) yang juga ibu kandung korban juga turut di lokasi dengan membawa bantal yang biasa digunakan tidur anaknya. Hal itu, karena ibu korban masih mempercayai mitos, jika membuang bantal yang biasa dipakai tidur Sigit, diyakini anaknya bisa keluar dari dalam air dan mendekat ke bantal.
Baru lima menit bantal dibuang ke sungai di depan Taman Bermain Skate park (BMX) yang menjadi tempat sigit pertama kali tenggelam, harapan ibu Sigit pun terkabul setelah selang waktu beberapa menit jenazah terapung. Tubuh Sigit muncul dan ditemukan mengapung di sungai depan Taman Prestasi, yang lokasinya 400 meter dari Taman Bermain. Tubuh bocah 13 tahun itu, mengapung di dekat bantal tidur kesayangannya.
salah satu keluarga korban mengatakan pada Bhirawa, kesehariannya itu patuh pada orang tua, dan korban sangat prestasi dalam agamanya,”anaknya itu nurut mas kalau sama orang tuanya,
dan kalau siang itu dirumah sendiri karena kedua orang tuanya berjualan di sekitar kampus UWK, dan dia itu punya prestasi dalam hal mengaji,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3, Miskanto Wahyudi mengatakan, memang hari Minggu tidak ada kegiatan di sekolah. Keseharian korban di sekolah dalam penilaian akademik standart,” ya anaknya baik mas seperti yang lain, dan memang hari minggu kemarin itu bebas kegiatan di SMPM 3, jadi siswa mengisi liburan di luar sekolah,” katanya. [geh]

Tags: