Cedera Kepala Didominasi Lakalantas

LakalantasSurabaya, Bhirawa
Banyaknya kecelakaan harus diwaspadai oleh semua orang. Cidera kepala banyak akibat kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) jumlah penderitanya terus bertambah. Saat ini, rata-rata per hari 6 sampai 10 orang di Surabaya mengalami cidera kepala. Sebagian besar (40 persen kasus)penyebabnya ialah kecelakaan lalu lintas (Lalin).
Dokter RSI Jemur Sari Surabaya dr Tedy Apriawan SpBS mengaku karena persentasenya yang tinggi itu menurutnya, jumlah penderita cidera kepala diakui selalu beriringan dengan populasi kendaraan di Surabaya, terutama kendaraan roda dua. Sebab dari total cidera akibat kecelakaan Lalin, mayoritas diisi pengendara roda dua. Tedy mengatakan, secara persentase, jumlah peningkatan penderita tak jauh berbeda dengan jumlah peningkatan populasi motor. Selain itu, cidera kepala juga banyak terjadi akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Faktor ini menyumbang 15 persen dari total kejadian. Maklum, dalam beberapa waktu terkahir di Surabaya kasus (KDRT) banyak dilakukan pada bagian kepala. Faktor lain yang juga berperan adalah perkelahian.
Masalah lain, penderita cidera kepala tak selalu menganggapnya serius. Maklum, cidera itu memang tak selalu terlihat secara fisik. Cidera ini memang dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni cidera kepala/otak ringan, sedang, dan berat. “Untuk mengetahui tingkatan itu, kami menggunakan patokan glasgow coma scale (GCS). Kalau kepala bagian luar tidak luka, bukan selalu berarti itu cidera kepala ringan. Bisa saja (cidera) berat kalau ada tulang tengkorak yang masuk ke dalam otak,” jelas anggota Surabaya Neuroscience Institute (Snei) itu.
Jika yang terjadi demikian, penderita cidera kepala harus segera ditangani dalam kurun tak lebih dari empat jam setelah kejadian. Jika lebih dari itu, penanganan bakal lebih sulit. Waktu yang cepat penting agar dokter bisa secepat mungkin mendiagnosa.
Tedy menjelaskan, penanganan yang telat bisa membuat penderita mengalami vertigo berkepanjangan.Jika sudah begitu penanganan intens harus dilakukan hingga sekitar sepekan. Itu pun belum jaminanan bahwa vertigo yang dialami bisa sembuh. Kemungkinan untuk permanen pun tetap ada. Perlu dicatat, efek vertigo ini pada cidera otak ringan.
Terkait pengobatan dengan operasi, tak semua kasus harus menjalaninya. Ia menyebut, hanya 40 persen saja dari total jumlah kasus cidera kepala yang harus dioperasi. Soal tingkat keberhasilan, operasi pada cidera kepala ringan besar kemungkinan berhasil. “Tujuh puluh persenlah,” terang Tedy. Sementara tingkat keberhasilan pada cidera sedang 50 persen dan cidera berat di bawah itu. [dna]

Rate this article!
Tags: