Cegah Banjir Terulang, 13 Sungai Dinormalisasi

Butuh 4 hari untuk membersihkan Rumpun bambu terbawa banjir menutup pintu air Dam Tiripan Kecamatan Berbek. [ristika]

Nganjuk, Bhirawa
Mengantisipasi cuaca ekstrem dan banjir besar yang menenggelamkan sejumlah wilayah, Pemkab Nganjuk membentuk satgas normalisasi sungai. Beranggotakan 307 personil, mereka bertugas membersihkan dan melakukan normalisasi 13 sungai.
Titik sasaran adalah saluran sungai dan pintu air di 8 Kecamatan di Kabupaten Nganjuk dengan menggunakan 7 excavator. Satgas normalisasi sungai terdiri dari Dinas PUPR, Dinas PRKPP, Dinas Lingkungan Hidup, TNI/Polri dan kelompok masyarakat. Selain itu pihak desa maupun kelurahan setempat turut membantu kegiatan tersebut.
Terkait kegiatan satgas normalisasi sungai, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nganjuk Tri Wahju Kuntjoro mengatakan, selain excavator sejumlah 7 unit, kegiatan tersebut juga didukung dengan 4 unit truk pengangkut sampah, 3 kendaraan gerobak roda tiga serta gergaji mesin.
Karena setelah banjir besar dua pekan lalu, sejumlah pintu air tersumbat oleh dahan pohon dan bambu yang roboh. Pengerukan sungai dilakukan dengan mengangkat material penghalang aliran air. Satgas berhasil mengangkat material penghalang aliran yang kebanyakan terdiri sampah plastik.
Sementara, beberapa sungai terjadi pendangkalan dan penyempitan dikeruk dari timbunan tanah, pasir, lumpur, dan bebatuan. Rumpun bambu dan kayu yang banyak ditemukan akibat hanyut karena banjir, butuh ekstra tenaga dan waktu bagi Satgas mengerahkan excavator untuk mengangkat material tersebut.
Rumpun bambu sebagian dibuang ke TPA Kedungdowo dan sebagian dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan untuk material tanah dan bebatuan dimanfaatkan sebagai tambahan material tanggul penahan sungai.
Selain itu, tumpukan sampah rumah tangga juga ikut memperparah tersumbatnya pintu air. Seperti yang terjadi di Dam Glatik dan Sungai Sudimoroharjo Kecamatan Wilangan. Kemudian di Kecamatan Loceret Sungai Desa Gejagan dan Sungai Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro juga mengalami kondisi serupa. Untuk wilayah Kecamatan Nganjuk Kota terdapat Sungai Ganung dan Sungai Kuncir Kiri yang harus dinormalisasi.
“Total semuanya ada 13 sungai di 8 wilayah kecamatan yang merupakan sungai aliran utama yang harus mendapat prioritas untuk mengurai banjir,” terang Tri Wahyu Kuntjoro.
Material sampah di beberapa titik aliran sungai dan pintu air menjadi salah satu penyebab banjir. Dengan banyaknya tumpukan sampah rumah tangga yang berperan menyebabkan banjir, Tri Wahyu Kuntjoro menghimbau masyarakat untuk menjaga sungai agar tetap bersih dan bebas dari sampah.
“Kebersihan sungai adalah tanggungjawab kita semua. Kita bekerjasama dalam menjaga kebersihannya. Masyarakat hidup sehat dengan cara tidak membuang material sampah di sungai. Mari kita belajar dari pengalaman dan musibah banjir yang lalu,” tutur Tri wahyu Kuntjoro. [ris]

Tags: