Cegah Inflasi Nataru, Perum Bulog Bondowoso Gelar Operasi Pasar

Karyawan Perum Bulog Cabang Bondowoso saat menggelar operasi pasar sembako Senin (21/12). [sawawi/bhirawa]

Bondowoso, Bhirawa
Perum Bulog Cabang Bondowoso, yang mewilayahi Kabupaten Situbondo dan Bondowoso menggelar OP (Operasi Pasar) sembako Senin (21/12). Pelaksanaan OP dipantau langsung Pemimpin Perum Bulog Cabang Bondowoso Rudy Prasetya bersama Wakil Pemimpin Perum Bulog Bondowoso Setiawan berikut sejumlah karyawan. Sasaran OP diantaranya sejumlah pasar yang ada di Kota Tape Bondowoso.

Menurut Rudy Prasetya, menghadapi natal dan tahun baru (nataru) Perum Bulog Bondowoso mempersiapkan stock sembako dengan cukup banyak di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo. Saat ini, aku Rudy, stock beras medium tersedia 13 ribu ton. “Kami (Bulog) setiap saat selalu siap jika harus melakukan OP dalam rangka menjaga stabilisasi pasar maupun dalam rangka untuk menahan inflasi atau lonjakan harga yang signifikan. Bulog juga menyiapkan empat komoditas sembako diantaranya tepung, migor (minyak goreng); gula dan beras. Semua itu sudah disiapkan,” ujar Rudy.

Masih kata Rudy, untuk menjamin stabilisasi harga kebutuhan bahan pokok di dua kabupaten berjalan dengan baik, Bulog menyiapkan beras medium sebanyak 7 ribu ton di Gudang Bulog Kembang Bondowoso. Sisanya, kata Rudy, di Kabupaten Situbondo tersedia di Gudang Klatakan dan Gudang Arjasa, masing masing tersedia 2,5 ribu ton dan 3,5 ribu ton beras. “Sumber pangan beras medium itu dihimpun dari pengadaan 2020 serta berasal dari mitra dan Gapoktan serta Satker yang terjun kepada penggilingan dan petani,” ujar Rudy.

Rudy memastikan, untuk stock pangan Situbondo dan Bondowoso saat ini mencukupi karena sudah tidak ada raskin. Jika hanya menyuplai untuk kebutuhan OP dan KPSH sampai bulan agustus 2021 mendatang, aku Rudy, masih sangat mencukupi.

Namun demikian untuk tahun depan, terang Rudy, Bulog masih menggelar pengadaan penyerapan gabah dan beras sambil menunggu instruksi HPP (Harga Pokok Pemerintah) dari pusat. “Ya kami masih akan mempersiapkan untuk pengadaan,” ulas Rudy.

Sedangkan untuk bansos (bantuan sosial) hanya digelar tiga bulan untuk Agustus, September dan Oktober 2020. Sedangkan untuk kelanjutan bansos di bulan November dan Desember 2020, Rudy mengakui tidak ada bansos dari pemerintah.

Di tengah menghadapi nataru tahun 2020, Rudi juga menegaskan bahwa kondisi harga sembako masih stabil dan hanya ada kelesuan pembelian dari masyarakat. “Ya pembelian beras memang sedikit menurun,” pungkas Rudy seraya mengakui harga beras medium dilepas Rp 8.500-Rp 9.000; migor Rp 12.000; gula Rp 11.300 dan tepung Rp 8.500.[awi]

Tags: