Cegah Kekerasan Perempuan dan Perkawinan Anak

Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) Zumrotin saat memberikan sambutan.(achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro,Bhirawa
Masih banyaknya kasus pernikahan usia anak di wilayahnya membuat prihatin Pemkab Bojonegoro . Dengan menggandeng Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP)menggelar pelatihan pendidikan kesehatan reproduksi untuk pencegahan kekerasan terhadap anak dan perkawinan anak kepada peserta perempuan dewasa.
Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) pusat Zumrotin mengungkapkan, bahwa perkawinan anak terjadi di karenakan beberapa faktor mulai budaya, pemahaman orang tua yang masih rendah, kemiskinan.
” Dan yang terbanyak adalah kehamilan di luar nikah yang terjadi pada anak anak akibat pergaulan,” ungkap Zumrotin pada acara Pelatihan Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk pencegahan kekerasan terhadap anak dan perkawinan anak kepada peserta perempuan dewasa yang digelar di ruang Synergy Room lantai 6 Kantor Pemkab Bojonegoro, kemarin (28/3).
Agenda yang dilakukan oleh YKP di Kabupaten Bojonegoro ini adalah untuk kali ketiga sejak tahun 2015 lalu.
Zumrotin menjelaskan, bahwa Indonesia peringkat kedua setelah Kambojo untuk kasus pernikahan anak di Asia. Ini adalah fakta yang memang terjadi dan harus mendapatkan perhatian serius dari seluruh pihak. Urgentnya masalah ini membuat YKP di segera mengambil langkah untuk terjun dilapangan.
” Saat ini pihaknya menggarap tiga wilayah yakni Bojonegoro, Ponorogo dan Blitar untuk pencegahan perkawinan anak dan memberikan pendidikan kepada kaum perempuan dan anak tentang pencegahan KDRT sekaligus bagaimana memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan reproduksi,” jelasnya.
Zumrotin mengungkapkan bahwa dirinya akan mendidik dan memberikan pelatihan kepada perwakilan organisasi wanita di Bojonegoro tak hanya memberi pelatihan namun juga membekali dengan keterampilan khusus.
Sementara itu, Adi Witjaksono Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyampaikan, bahwa dinasnya ini menangani masalah perempuan, anak dan keluarga berencana.
Untuk di Kabupaten Bojonegoro ini sudah Terbentuk Pusat Pelayanan Perempuan dan Anak (P3A) Kabupaten Bojonegoro yang khusus memberikan pendampingan kepada perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
Selain itu pihaknya juga memiliki bantuan modal usaha ekonomi produktif khusus perempuan yang pernah menjadi korban kekerasan sehingga mereka mampu berusaha dan mandiri memenuhi kebutuhan mereka dengan usaha.
” Perkawinan anak tidak bisa dikurangi namun bisa dicegah salah satunya dengan edukasi dan upaya preventif,” kata Adi.
Dengan pengetahuan inilah maka orang tua dan keluarga lebih memilih menikahkan anak diusia yang telah matang.
Dan untuk anak-anak agar tidak terjadi perkawinan anak diharapkan masalah pergaulan menjadi perhatian karena seperti yang disampaikan oleh Ketua YKP Pusat bahwa salah satu pemicu pernikahan anak adalah kondisi hamil diluar nikah yang terjadi pada anak karena faktor pergaulan.
Seperti diketahui pelatihan pendidikan kesehatan reproduksi untuk pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak perkawinan anak kepada pelajar dan anggota organisasi wanita ini diikuti oleh 26 perwakilan dari organisasi wanita di Bojonegoro dan 28 pelajar jenjang SLTP dan SLTA di beberapa sekolah yang ditunjuk. Dimana acara ini akan digelar selama 4 hari mulai tanggal 28 sampai dengan 31 Maret 2018 mendatang dan narasumber dari Yayasan Kesehatan Perempuan pusat. [bas]

Tags: