Cegah Kenakalan Remaja dan Nikah Dini Butuh Sinergi Semua Pihak

Wali Kota saat memberi arahan kepada para guru BK dan Kaur Kesra se wilayah Kota Mojokerto

Pemkot Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengakui tidak dipungkiri jika persoalan kenakalan remaja dan perkawinan usia dini masih ditemukan di tengah masyarakat Kota Mojokerto.

Untuk itu kita harus menyadari bahwa ini tugas bersama, baik Pemerintah, warga maupun stakeholder lainnya, harus memiliki komitment untuk bersinergi dalam upaya mencegah makin maraknya kenakalan remaja dan pernikahan dibawah umur.

Demikian antara lain yang disampaikan Wali Kota saat membuka sosialisasi kenakalan remaja dan pernikahan dini keoada guru BK dan Kaur Kesra sewilayah Kota Mojokerto, di pendopo Sabha Kridhatama Rumah Rakyat Kota Mojokerto, jum’at (20/5) lalu.

Dalam gelaran ini Pemkot menghadirkan narasumber Dr. Aniva Kartika, M.A dari Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi Universitas Surabaya.?

Lebih lanjut ditambahkan Wali Kota, jika setiap pihak memiliki wewenang untuk berkontribusi dalam persoalan tersebut. Misalnya, ia memberikan contoh terkait peran seorang guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah, serta Kepala Seksi (kasi) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan guru BK di sekolah. Sementara ketika di lingkungan rumah, persoalan ini utamanya menjadi wewenang kasi.

Kasi harus bisa menggerakkan beragam elemen di masyarakat, seperti ibu-ibu PKK, Dasawisma, dan yang lainnya, dan jika sinergi terjalin diberbagai pihak akan mempercepat terwujudnya cita-cita yang ada, yakni generasi penerus bangsa Indonesia emas 2045. Mengingat fakta bahwa masa saat ini, gempuran teknologi dan budaya asing seringkali berdampak pada terkikisnya moral generasi muda.

Sehingga perlu sinergi cepat dan tepat sasaran, agar keadaan tidak semakin memburuk. “Kita lihat sekarang, kasus pernikahan anak-anak ini bukan karena perjodohan seperti jaman dulu. Saat ini mudah sekali bagi anak muda untuk terpapar konten-konten tidak bermanfaat, yang kemudian mengarah ke kenakalan remaja, seperti pergaulan bebas. Mereka tidak menyadari, hanya berdasarkan rasa ingin tahu, hingga kemudian berbuat hal yang tidak bermoral,” tutur perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini. [min.dre]

Tags: