Cegah Meluas, Dinkes Gelar Vaksinasi Massal

Salah satu pelajar Situbondo saat menjalani pemeriksaan tim medis guna mencegah penyebaran suspect difteri. [sawawi]

Pelajar Situbondo Suspect Difteri

Situbondo, Bhirawa
Hingga saat ini status Kabupaten Situbondo masuk tercatat sebagai kawasan KLB atau Kejadian Luar Biasa di wilayah Provinsi Jatim. Ini terungkap setelah selama kurun waktu tahun 2017 sedikitnya ada 5 warga Situbondo dinyatakan menderita difteri dan bahkan satu diantaranya meninggal dunia. Pada awal tahun 2018 ini Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Situbondo kembali menemukan dua penderita suspect difteri yang menimpa para pelajar di Kota Santri.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, kedua penderita suspect difteri ini sampai saat ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdoer Rahem Situbondo. Satu penderita difteri tersebut masih berstatus pelajar salah satu SMA dan satu penderita sisanya berstatus siswa Sekolah Dasar (SD). “Kedua pelajar ini terus mendapatkan perawatan secara intensif dari tim medis Situbondo,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Abu Bakar Abdi.
Kedua penderita tersebut, beber mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo itu, diantaranya pelajar berinisial A (18) asal Desa Pesangrahan, Kecamatan Jangkar Situbondo dan satu lagi siswa berinisial I (10) asal Kecamatan Besuki Situbondo. Khusus pelajar berinisial A sudah menjalani perawatan di rumah sakit sejak 9 Januari lalu. “Sedangkan pelajar dengan inisial I menjalani perawatan sejak 12 Januari yang lalu,” tegas Abu Bakar Abdi.
Abu Bakar Abdi mengatakan, jumlah penderita difteri di Kabupaten Situbondo selama tahun 2017 mencapai lima orang, dimana satu penderita meninggal dunia. Berdasarkan hasil kesepakatan rapat di Provinsi Jawa Timur, ungkap Abu bakar Abdi, Dinkes Situbondo akan melakukan vaksinasi secara massal sebanyak tiga kali mulai Januari, Pebruari dan Agustus. “Untuk sasaran ORI (outbreak response immunization) diantaranya anak-anak usia 1 hingga usia 19 tahun,” papar mantan Kasi Farmasi Dinkes Situbondo itu.
Sementara itu Direktur RSUD dr Abdoerahem Situbondo, dr. Tony Wahyudi menuturkan, satu dari dua penderita penderita difteri sudah diperbolehkan pulang oleh tim medis. Sedangkan A, aku Dr Tony, hingga kini kondisinya jua mulai membaik dan akan menjalani rawat jalan. Dr Tony menambahkan mengacu pada hasil rekam medis tersebut, kedua pasien awalnya mengalami sakit tenggorokan dan sulit makan.
“Setelah dilakukan observasi medis, kedua pengidap suspect difteri. Oleh karena itu pihak rumah sakit langsung melakukan pengobatan intensif karena penyakit difteri dapat mengakibatkan kematian kepada penderitanya,” pungkas mantan Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Situbondo itu. [awi]

Tags: