Cegah Penularan Covid-19, Pengungsi Luar Negeri di Sidoarjo akan Dirapid Tes

Nur Ahmad Syaifudin. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Plt Bupati Sidoarjo yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Kab Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, merespon positip permintaan pihak Kemenkum dan Ham RI, yang minta kepada Tim Gugus Tugas Covid-19 Kab Sidoarjo, agar para pengungsi dari luar negeri yang saat ini menetap sementara di apartemen sederhana di komplek Puspa Agro, Desa Jemundo Kec Taman, dilakukan rapid tes Covid-19.

Menurut pendapat Nur Ahmad Syaifudin, permintaan tersebut akan direalisasikan, selain tersentuh masalah kemanusiaan juga supaya bisa mencegah penularan pandemi Covid-19 di wilayah Kab Sidoarjo.

“Semua upaya untuk mencegah penularan Covid-19 di wilayah Kab Sidoarjo, akan kami lakukan, agar wilayah kita terbebas dari pandemi virus ini,” komentar Nur Ahmad Syaifudin, yang juga Wabup Sidoarjo itu, usai memimpin rapat khusus dengan Tim Gugus Tugas Covid-19, di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (24/6) kemarin.

Ikut dalam rapat khusus tersebut, Kepala Bakesbangpol Kab Sidoarjo, Drs Mulyawan SIP MM, mengatakan dari sekitar 371 orang pengungsi yang ada, rencananya nanti akan dilakukan rapid tes secara sampling oleh Dinkes Kab Sidoarjo.

Pengungsi-pengungsi itu, selain yang ada di Puspa Agro Desa Jemundo Kec Taman, juga kepada pengungsi yang berada di green bamboo cottage di Desa Sawotratap Kec Gedangan.

“Kapan waktunya, masih nunggu data dari rumah detensi imigrasi atau Rudemin Kemenkum dan Ham,” ujarnya.

Pelaksana rapid tes, akan dilakukan oleh tiga Puskesmas yang dekat di wiayah-wilayah itu. Supaya proses rapid tes bisa berjalan lebih cepat selesai. Diantaranya dari Puskesmas Taman, Puskesmas Sukodono dan Puskesmas Gedangan.

Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Mulyawan menuturkan di lokasi penampungan sementara itu pengungsi dari luar negeri tersebut diantaranya ada dari Afganistan, Iran, Irak dan Bangladesh. Yang paling banyak dari Afganistan. Mereka mengungsi dari negara mereka karena persoalan seperti politik dan konflik.

Di tempat penampungan itu, kata Mulyawan, para pengungsi tersebut menjadi tanggung jawab dari UNHCR yakni badan dunia di PBB yang mengurusi persoalan pengungsi di dunia.

Kegiatan para pengungsi dari luar negeri disana, kata Mulyawan, kadang juga mendapat pelatihan dan ketrampilan dari sebuah LSM yang berada dalam naungan UNHCR.

“Disana hanya laki-laki dewasa, tidak ada anak-anak dan perempuan,” kata Mulyawan.

Menurut pengamatannya, para pengungsi itu dimungkinkan bisa saja tertular Covid-19, karena selama di tempat itu, mereka kadang juga berinteraksi dengan sejumlah warga sekitarnya. Misalnya saat mereka membeli makanan dan minuman di sekitar tempat itu. (kus)

Tags: