Cegah Penularan Strain B117, Konsisten Terapkan 5M

Dr M Atoillah Isfandiari dr MKes

Surabaya, Bhirawa
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr M Atoillah Isfandiari dr MKes, mengajak masyarakat untuk terus menerapkan 5M. Hal ini terkait ditemukannya mutasi baru Virus Corona SARS-CoV-2 bernama Strain B117 yang telah masuk di Indonesia. Mutasi yang pertama kali terdeteksi di Inggris ini memiliki tingkat penularan sebesar 40% hingga 80%.
“Sosialisasi 5M menjadi bentuk antisipasi yang harus lebih dioptimal dalam mencegah penularan virus ini. Masyarakat harus tetap Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas,” urainya.
Dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair ini menekankan kepada masyarakat, untuk tetap disiplin dalam mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes). Hal ini sebagai upaya mencegah terjadinya paradoks.
“Karena dampaknya lebih ke peningkatan risiko penularan. Jadi persiapannya harus pada pencegahan penularan itu tadi. Nah, jangan sampai kemudian terjadi paradoks, di mana virusnya semakin bermutasi dan semakin ‘semangat’ menular, justru kitanya yang semakin kendur menerapkan Prokes,” jelas Dr Ato, Senin (22/3).
Baginya, disiplin menerapkan 5M saat ini lebih efektif daripada menunggu cakupan vaksin untuk 68% penduduk Indonesia dari target 70% penduduk Indonesia. Hal ini dikarenakan, kini tercatat masih sebanyak 5 juta penduduk di seluruh Indonesia yang sudah divaksin dari 270 juta atau masih 2% lebih yang tervaksin.
Dr Ato menuturkan, salah satu dampak adanya Strain B117 di Indonesia yakni cluster keluarga dapat meningkat. Ini disebabkan karena kecenderungan di rumah yang jarang memakai masker, sehingga rumah dianggap tempat yang aman. Di sisi lain, potensi penularan dari varian baru virus ini lebih tinggi.
“Cluster keluarga dapat meningkat, di mana selama ini saja meskipun masih bukan yang paling dominan, hanya sekitar 40% hingga 50% saja, tetapi mulai menunjukkan tren yang meningkat,” ucap Dr Ato.
Banyak fenomena di mana belum tentu anggota keluarga tertular meskipun di keluarga berkontak erat. Namun, jika sumber penularan dari salah satu anggota keluarga yang tertular varian B117, artinya, ada peluang anggota keluarga lain untuk lebih mudah tertular. Sehingga, peluang untuk cluster keluarga lebih tinggi.
Dr Ato menambahkan, bila seandainya ada peningkatan kasus untuk mengetahui penyebabnya, tentu idealnya harus dilakukan sekuensing yang lebih intensif untuk mengetahui, apakah disebabkan oleh Strain B117 atau bukan. [ina]

Tags: