Pemkab Bojonegoro Luncurkan Gerakan Ayo Sekolah

Pemkab Bojonegoro meluncurkan Gerakan Ayo Sekolah untuk mencegah anak putus sekolah di wilayah Bojonegoro, Senin (15/6).

Pemkab Bojonegoro meluncurkan Gerakan Ayo Sekolah untuk mencegah anak putus sekolah di wilayah Bojonegoro, Senin (15/6).

Bojonegoro, Bhirawa
Masih banyak anak usia sekolah yang tidak mendapatkan haknya menempuh pendidikan karena beragam faktor.  Melihat realita ini Pemkab Bojonegoro membuat gebrakan baru yang bernama Gerakan Ayo Sekolah (GAS). Gerakan Ayo Sekolah secara resmi diluncurkan oleh Bupati Bojonegoro Drs H Suyoto di Pendopo Kecamatan Dander, Senin (15/6).
Gerakan Ayo Sekolah ini merupakan bentuk keprihatinan Pemkab Bojonegoro setelah melihat realita di lapangan di mana masih banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena terbentur keterbatasan anggaran dan sisi ekonomi.    Meskipun pemerintah memberikan bantuan melalui BOS namun masih belum mampu menyentuh pada program wajib belajar 9 tahun sebagaimana yang dilakukan pemerintah pusat.
Bupati Bojonegoro Drs H Suyoto menyampaikan untuk DAK bidang pendidikan ini adalah bentuk apresiasi kepada anak-anak di Bojonegoro yang masih ingin melanjutkan ke jenjang sekolah namun terbentur biaya.  “Pemkab alokasikan Dana alokasi Khusus (DAK) pendidikan diorientasikan untuk anak-anak usia sekolah SMA sederajat dengan besaran Rp 500 ribu. Rencananya pada 2016 mendatang akan ditingkatkan menjadi Rp 2 juta,” katanya.
Tidak hanya itu Bupati Suyoto memerintahkan kepada para kepala desa untuk memberikan bantuan berupa seragam, sepatu dan peralatan sekolah kepada anak-anak dari keluarga tidak  mampu. Pemerintah desapun memiliki kewajiban yang sama untuk turut serta membantu anak-anak ini kembali bersekolah.
Menurutnya, sinergi bersama harus dilakukan mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan, lintas agama, organisasi sosial dan kemasyarakat dengan didukung aparat keamanan baik TNI maupun Polri dalam rangka memperkuat dan memperkokoh sinergitas.
“Dengan begitu tidak ada satupun anak-anak yang tertinggal, karena mereka adalah bagian dari kita semua untuk maju. Selain itu forum guru, murid dan alumni dari masing-masing sekolah harus turut andil menyukseskan Gerakan Ayo Sekolah,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro Khusnul Khuluq menyampaikan bahwa berdasarkan klarifikasi data pendidikan dengan melibatkan TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil serta Dinas Pendidikan didapatkan data bahwa anak-anak usia 7-18 tahun yang tidak mengenyam bangku sekolah mencapai 667 anak untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), 1.103 anak di tingkat SMP dan 2.221 anak jenjang SMA.
“Selain itu angka putus sekolah juga demikian, untuk jenjang SD saja mencapai 1.330 anak, jenjang SMP sederajat sejumlah 3.760 anak dan jenjang SMA mencapai 3042 anak,” paparnya.
Launching Gerakan Ayo Sekolah ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Bojonegoro Drs H Setyo Hartono MM, Farum Komunikasi Antar Umat Beragama Bojonegoro,  Muspika, tokoh masyarakat dan jajaran Dinas Pendidikan serta seluruh kepala desa di wilayah Kecamatan Dander. Selain melakukan launching, bupati juga menyerahkan bantuan berupa seragam sekolah kepada dua orang perwakilan anak putus sekolah di Kecamatan Dander. [bas]

Tags: