Cegah Sebaran TBC, Pedagang Pasar Panarukan Diberi Edukasi

Tim medis saat memeriksa salah satu pedagang pasar Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo kemarin. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Untuk mengurangi peningkatan sebaran penyakit TBC, sejumlah pedagang pasar asal Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Situbondo, diberi edukasi tentang pencegahan penyakit yang dikenal menular lewat pernafasan kemarin.

Sejumlah pedagang pasar desa setempat juga menjalani pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Santri Situbondo.

Selain itu, para pedagang pasar juga didorong untuk meningkatkan kepedulian terhadap penderita penyakit Tuberkulosis (TBC). Mengingat penyakit TBC ini tidak hanya menyerang kalangan orang tua, kaum anak anak juga mudah tertular. Sejumlah pedagang pasar sejak pagi sangat antusias mengikuti rangkaian materi dari relawan penyakit TBC Kabupaten Situbondo dan Puskesmas Panarukan.

Informasi yang berhasil di himpun menyebutkan, umumnya gejala TBC ini harus benar-benar diketahui oleh masyarakat. Sehingga, penanganannya pada penderita bisa dilakukan sedini dan secepat mungkin. Untuk itu, masyarakat dihimbau agar selalu menjaga, agar terhindar dari penyakit TBC.

“Pemeriksaan penyakit Tuberkulosis (TBC) kepada para pedagang dalam rangka mengedukasi masyarakar untuk terlibat langsung dalam pencegahan. Khususnya tentang gejala TBC, bahaya penularan TBC, pencegahan dan cara periksa gejala TBC,” beber Altur Rosyidah, pendamping Yayasan Bhanuyasa Sejahtera (YABHYSA) Cabang Situbondo.

Masih menurut Altur, selain masyarakat harus memahami informasi dasar tentang penyakit TBC juga bisa menjaring suspek dan melakukan screening TBC kepada kelompok sasaran. Selain melakukan screening juga melakukan pemeriksaan gratis gula darah, kolesterol, asam urat dan bagian tubuh yang lain.

“Kami berharap dengan kegiatan ini dapat mengurangi stigma masyarakat tentang keberadaan penyakit TBC. Biasanya stigma yang ada, penyakit ini terkena guna guna, penyakit batuk biasa, keturunan. Bahkan untuk pemeriksaan TBC berbeda dengan prosedur pemeriksaan akibat Virus Covid-19,” terang Altur.

Altur mengakui, dimasa pandemi Covid-19, sering kali masyarakat takut jika harus memeriksa gejala batuk yang juga menjadi gejala utama TBC dan Covid-19. Namun cara pemeriksaannya berbeda, urai dia,. jika Covid-19 melalui test swab, untuk TBC harus melalui test sampel dahak.

“Kami ingin pemerintah memiliki Perda atau Perbup tentang penanggulangan TBC. Sehingga penanggulangan TBC ini dapat dilakukan oleh semu pihak. Baik di lingkungan kantor pemerintahan, tenaga kerja, lingkungan sekolah dan lembaga lain,” pungkas Altur. [awi]

Tags: