Peluang pemasaran mebel, furnitur dan panel kayu perlu terus di kembangkan, jangan hanya mengandalkan satu buyer, namun harus banyak buyer karena lebih memberikan dampak yang positif.
Surabaya , Bhirawa
Guna mengembangkan pasar mebel, furniture dan panel kayu yang asli Indonesia para pengusaha diminta untuk lebih banyak membuka peluang pasar. Hal ini guna mencegah terjadinya stagnasi penjualan yang kerap terjadi.
Melalui Wakil Ketua Umum Asosiasi Membel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Rudi Halim mengungkapkan bahawa pola penjualan produk turunan kayu dan rotan dengan mengandalkan satu atau dua pembeli tetap akan rentang mengalami gangguan penjualan.
“ Saya mengimbau kepada pengusaha janganlah terlalu menggantungkan dengan satu atau dua pembeli, resiko yang dihadapi pengusaha bisa mengalami kebangkrutan. Mengembangkan sayap dengan mencari pembeli ang lain tentu memberikan dampak positif bagi pengusaha itu sendiri. Bukalah dengan pasar-pasar baru, supaya dari segi bisnis mengungtungkan, dari segi ilmu juga akan bertambah,” ujarnya di Surabaya , Rabu (3/9) kemarin.
Ketika pengusaha berhasil membuka pasar baru, maka pasar mebel, furniture dan panel kayu di Indonesia akan semakin di kenal di dunia. Karena dari setiap negara yang meminta mebel, furniture dan panel kayu tentu memiliki karakteristik tersendiri.
Sementara itu menurut Presiden Direktur PT Prospek Manunggal Era Industri, Peter S Tjioe memberikan gambaran bahwa perusahaannya telah bekerja sama selama 26 tahun dengan Amerika dalam bisnis kursi rotan. “ Kita perlu lebih ekspansif, karena pola tersebut lebih dikenal mereka. Orang Amerika tidak mengenal produsen Indonesia ,” katanya.
Besaran nilai ekspor mebel dan furnitur yang menggunakan bahan kayu dan rotan yang asli Indonesia pada tahun 2013 kemarin sebesar US$1.8 miliar dan untuk prediksi pada tahun ini diperkirakan akan mencapai US$2 miliar. [wil]
