Cegah Stres, Aktif Berlatih Agar Tetap Bersinar di Usia Senja

Puluhan lansia Insan Ceria Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari foto bersama usai halal bihalal di Balai RW 6, Selasa (19/7) kemarin.  [gegeh bagus setiadi]

Puluhan lansia Insan Ceria Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari foto bersama usai halal bihalal di Balai RW 6, Selasa (19/7) kemarin. [gegeh bagus setiadi]

Potret Lansia Insan Ceria Kelurahan Ploso
Kota Surabaya, Bhirawa
Apabila mendengar kata lansia (lanjut usia), yang terbayang di benak adalah orangtua yang sudah tidak produktif serta tidak mampu berdaya guna bagi masyarakat. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi para lansia yang tergabung dalam Insan Ceria RW 6 Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Puluhan orang yang sudah berusia senja inipun terlihat bersemangat dalam beraktivitas.
Beruntung, Bhirawa berada di tengah acara halal bihalal para lansia yang digelar di kantor RW 6 Kelurahan Ploso, Selasa (19/7) kemarin. Tak lama bertandang, Bhirawa dijamu dengan Panembromo (tembang jawa) di mana lantunan tembang ini memang tembang khas untuk menyambut para tamu. Menariknya, tembang Jawa ini langsung digaungkan oleh para lansia  Insan Ceria mirip seperti paduan suara.  Hal ini mengingatkan pada Indonesia zaman dahulu, yang mana masih kental akan penghayatan dan pengamalan Pancasila dan gotong royong. Suara merdu tanpa alunan musik, kidungan lansia membuat para pendengar terhipnotis kala mendengarnya.
Tembang-tembang ini selalu dilantunkan di setiap ada acara demi menghormati para tamu. Kemarin karena ada acara halal bihalal, karena itu mereka menunjukkan kemampuan nembangnya di hadapan para tamu.
Sayangnya aktivitas kelompok lansia tersebut di era serba modern sekarang telah redup. Jarang para lansia  berkumpul untuk melakukan aktivitas nembang Jawa,mereka cenderung banyak berdiam diri di rumah. Padahal kalau tidak beraktivitas, para lansia ini cenderung mudah stres.
Ketua lansia Insan Ceria Hj Kus Indiyah SPd, MKes mengatakan kegiatan semacam ini merupakan agenda rutin di organisasinya.  Para lansia rutin berkumpul dan berlatih untuk nembang bahasa Jawa. “Kami berkumpul tidak untuk menggosip. Jenis kegiatannya juga tak hanya nembang Jawa,” katanya.
Kus Indiyah mengatakan para lansia juga bertekat untuk melestarikan budaya Jawa dan tidak mudah menyerah untuk bisa. Ibaratnya ada bapang melintang ono catur mungkur (pohon besar yang melintang kita mampu melintasi). Artinya, jalan untuk menuju kesuksesan harus memiliki sikap sopan santun. Kalau dimarahi harus tunduk, dan untuk mencapai kemenangan harus berani berjuang.
“Jadi, kalau ada pembicaraan gosip kita mampu menekan diri kita sendiri untuk tidak marah. Sepanjang sikap kita bagus, orang akan bisa menilai dengan sendirinya, meski gosip begitu deras menimpanya,” kata mantan Dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Kus sapaan akrabnya menjelaskan, ada sekitar 60 lansia di wilayah RW 6 Kelurahan Ploso aktif dalam berkegiatan. Menurutnya, keterampilan ibu-ibu lansia punya potensi sendiri-sendiri. Ada yang aktif menjahit, membuat telur asin, ada yang masak pesanan dan jualan.
“Semua punya aktivitas, tapi di saat ada acara lansia mereka tetap punya andil dalam mengikuti serangkaian acara. Panitianya pun juga lansia, hal ini biar para lansia mampu melakukan sendiri,” jelasnya.
Meski baru berjalan empat tahun, kata Kus, organisasi ini mulai berkembang pesat karena keaktifan para lansianya. Saat awal mengikuti acara, kebanyakan para lansia malu dalam membaca di depan acara. Namun, saat ini semua lansia merasa percaya diri  dalam setiap gelaran acara. “Dulu, itu masih pada malu semua kalau disuruh membaca di depan, tapi sekarang sudah pada percaya diri semua. Jadi, tidak ada istilah otoriter,” katanya.
Kus yang pernah menjadi dosen di kebidanan mengenai Komunikasi Konseling pada 2006-2015 ini berharap, ibu-ibu lansia masih yang masih malu untuk bisa menceritakan masalah untuk mengubahnya. Kalau mau terbuka, dengan kekompakan anggota lansia ini bisa mengurangi beban yang dialaminya.
“Lansia jadi drop karena stres. Jadi pikiran-pikiran ini harus dibopong secara kekeluargaan. Jadi bukan berarti menyelesaikan secara tuntas, tapi meringankan beban sesama anggota lansia Insan Ceria,” harapnya.
Sementara, Ketua RW 6 Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari  Kasah pun berharap ingin mengubah pola pikir bukan hanya lansia tapi warga seluruhnya. Kalau lansia dan balita selama ini maju dan ada perubahan sikap.
“SDM sebelumnya ada warga yang istilahnya kurang greget untuk mengisi kemerdekaan ini. Tapi sekarang, dengan campur tangan para lansia, membuat yang muda-muda tergerak dalam mengisi kemerdekaan,” katanya.
Jadi, kata Kasah untuk mengubah, pihaknya tetap mengajak masyarakat  untuk mengubah pelayanannya dalam melayani masyarakat. “Harapannya kalau masyarakat kita layani dengan baik, warga juga melayani kami dengan baik. Contohnya, Agustusan sekarang ini gregetnya ada,” harapnya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: