Cegah Virus Corona, Awasi Warga dari Luar Negeri

Menular dari Manusia ke Manusia, Tidak Ada Antivirusnya
Pemprov, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim mengambil langkah preventif dengan mengawasi warga yang baru saja mengunjungi sejumlah negara yang ditemukan virus corona. Beberapa negara yang telah ditemukan virus tersebut selain dari Tiongkok, juga di Singapura dan Thailand.
Kepala Dinkes Provinsi Jatim, Herlin Ferliana mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) untuk membuat Thermal Scanner itu bagi orang-orang yang masuk ke Indonesia melalui Jatim.
“Kami menginstruksikan kepada kabupaten/kota agar seluruh rumah sakit waspada pada orang atau pasien dengan gejala mirip infeksi paru-paru pneumonia. Apalagi jika dia datang dari Singapura ataupun dari Tiongkok. Jadi sudah harus berpikir ke arah sana (virus Coronoa),” ujarnya, saat dikonfirmasi, Kamis (23/1).
Herlin menuturkan, kalau ada kecurigaan terdapat orang atau pasien terinfeksi virus Corona ini, maka rumah sakit Kelas A dan Kelas B sudah diminta untuk menyiapkan ruangan ruangan isolasi. “Jadi nanti dilakukan tata laksana memutus penularan dan pelacakan ahr tidak sampai tertular ke orang lainnya, kalau dicurigai kepada orang yang kasusnya dicurigai Corona maka langsung diisolasi,” katanya.
Kewaspadaan ini juga dilakukan apalagi menjelang liburan akan semakin banyak orang yang melakukan liburan. “Kenapa kami khawatir, karena virus Corona ini gejalanya mirip infeksi paru-paru tetapi mematikan. Jangan sampai seperti virus SARS yang terlambat dicegah penyebarannya,” pungkasnya.
Sementara itu, virus corona yang belakangan mewabah di Wuhan-Tiongkok menyita perhatian khalayak umum. Sebab, virus ini sangat berbahaya bagi manusia dan terburuk bisa menyebabkan kematian. Karena itu, Lembaga Penyakit Tropis atau Institute of Tropical Deases (ITD) Universitas Airlangga (Unair) meminta agar masyarakat waspada akan gejala virus corona yang hampir sama dengan pneumonia atau infeksi pada jaringan dan kantung udara di paru-paru.
Ketua ITD, Prof Maria Inge Lucida mengatakan seperti dalam berita yang dilansir berbagai lini massa, jenis wabah virus yang terjadi di Wuhan-China adalah novel Coronavirus. Yaitu jenis virus baru yang masih satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS. Virus jenis ini biasanya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, khusus kasus ini penularan terjadi dari manusia ke manusia.
“Dalam perjalanan waktu tidak ada penyebaran dari ‘human to human’. Dugaan ini ada karena bila infeksi ditularkan dari manusia ke manusia ini akan sangat menakutkan. Tapi belakangan justru dikatakan bahwa penularan bisa dari manusia ke manusia,” ujar dia.
Menurut Prof Inge, hal ini terjadi karena hewan menjadi inangnya atau zoonis. Kondisi itu menjadi mematikan jika hewan sebagai inang menjangkiti manusia. Karenanya, kasus coronavirus tidak hanya terjadi di Wuhan China, melainkan juga Jepang dan Thailand yang terdeteksi pekan lalu.
“Gejala utamanya gak enak badan, sesak nafas, batuk dan demam. Pada kasus yang lebih parah ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan kematian,” ujar dia.
Prof Inge mengatakan, untuk kasus jenis ini tidak ada antivirus yang bisa diberikan. Karena itu, jika masyarakat merasakan gejala utama maksimal hingga tiga hari pihaknya menyarankan untuk pergi ke dokter. Kendati belum sampai di Indonesia, Prof Inge menghimbau agar masyarakat melakukan proteksi diri apabila akan berpergian. Yang lebih utama tidak berkontak dengan orang yang memiliki gejala serupa. Serta menjauh dari hewan ternak.
“Hal yang utama dilakukan masyarakat adalah meningkatkan imunitas, minum vitamin C, tidak berada di kerumunan crowdit, menggunakan masker ketika berpergian, membawa hand sanitizer dan yang penting makan-makanan yang matang,”pungkas dia. [geh.ina]

Tags: