Cek Kesiapan, Panlok 50 Gelar Simulasi UTBK SBMPTN

Ketua Panlok 50 Surabaya Prof Djoko Santoso meninjau pelaksanaan simulasi UTBK di gedung Airlangga Medical Education Centre (AMEC) lantai 4 FK Unair.

Surabaya, Bhirawa
Kesiapan sarana prasarana Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) terus dimantangkan. Salah satunya dengan menggelar simulasi ujian secara serentak di seluruh kampus pelaksana UTBK se Indonesia, Kamis (19/4).
Di Panlok 50 Surabaya, lima perguruan tinggi negeri (PTN) pelaksana UTBK adalah Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jatim, serempak menggelar simulasi. Minus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) karena belum melaksanakan UTBK.
Ketua Panlok 50 Surabaya Prof Djoko Santoso meninjau pelaksanaan simulasi UTBK di gedung Airlangga Medical Education Centre (AMEC) lantai 4 Fakultas Kedokteran (FK) Unair, kemarin. Terdapat 220 komputer yang akan digunakan untuk UTBK SBMPTN di ruangan tersebut. Namun, hanya 20 komputer yang digunakan simulasi. “Ada 20 sukarelawan dari mahasiswa setempat yang mencoba UTBK,” kata Prof Djoko.
Dia menjelaskan, Panlok 50 Surabaya menyediakan kuota sebanyak 2.770 komputer. Jumlah itu tersebar di lima PTN. “Harapannya memang 3.000 komputer, tapi keinginan itu disesuaikan dengan kemampuan PTN,” ujarnya. Simulasi ini, lanjut dia, merupakan kewajiban sebagai langkah strategis menyiapkan ujian sesungguhnya pada 8 Mei.
Menurut dia, UTBK memiliki kompleksitas tersendiri. Bukan hanya menyediakan seperangkat komputer fisik, melainkan juga nonfisik. “Keduanya harus terjamin hasilnya baik,” terangnya. Yang terjamin itu seperti aspek keamanan, kinerja, sistem kontrol bila ada masalah, daya dukung lain seperti genset, server, dan lain-lain.
Prof Djoko mengungkapkan, dari aspek teknis pelaksanaan UTBK lebih rumit dibanding ujian tulis berbasis cetak (UTBC), sehingga diperlukan simulasi. “Kenapa lebih rumit, karena 10 hari sebelum hari ujian istrik tidak boleh mati. Ini untuk menjamin proses jaringan internet dan server serta proses pelabelan komputer. Komputer pun harus bersih dari pemakaian selain UTBK,” ungkapnya.
Simulasi UTBK juga dilakukan di ITS. Humas SBMPTN dari ITS Siti Machmudah mengatakan, simulasi diikuti oleh 305 siswa SMA dari beberapa SMAN di Surabaya. Di antaranya SMAN 2, SMAN 5, SMAN 12, SMAN 15, dan SMAN 19.
Simulasi dimulai pada pukul 7.30 WIB untuk ujian tes kemampuan dasar (TKD) Saintek, dilanjutkan ujian tes kemampuan potensi akademik (TKPA) dan ujian TKD Soshum masing-masing pada pukul 8.30 dan 9.30.
“Simulasi dilakukan di beberapa laboratorium komputer pada Departemen Matematika, Statistika, Teknik Mesin, Informatika, Sistem Informasi, Teknik Elektro, Teknik Fisika, Teknik Kimia, Teknik Industri, Teknik Elektro Otomasi, Arsitektur, Teknik Geomatika, Desain Produk, dan Perpustakaan ITS,” tandasnya. [tam]

Tags: