Cekal Radikalisme dan Terorisme Kalangan Pemuda dengan Kegiatan Positif

Inspektur-BNPT-Dr-Amrizal-menjadi-pembicara-dalam-dialog-bertemakan-film-sebagai-media-gagasan-damai-Kamis-[20/10].-[abednego/bhirawa].

Inspektur-BNPT-Dr-Amrizal-menjadi-pembicara-dalam-dialog-bertemakan-film-sebagai-media-gagasan-damai-Kamis-[20/10].-[abednego/bhirawa].

(sebagai Media Penyebar Gagasan Damai)
Surabaya, Bhirawa
Persebaran ideologi radikal terorisme di Indonesia kian tidak terbendung dan masuk di kalangan generasi penerus bangsa utamanya pemuda dan pelajar. Untuk mencegah dan menangkal (cekal) hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI memberikan doktrin berupa kegiatan-kegiatan positif di lingkungan sekolah.
Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di seluruh Indonesia, BNPT mengadakan perlombaan karya film pendek bertema “Kita Boleh Beda” di tingkat SMA, Madrasah Aliyah (MA) dan sederajat. Di Jatim, sebanyak 24 video karya siswa SMA dan sederajat dipilih menjadi 3 pemenang yang akan kembali ditandingkan dikanca nasional.
Selain penilaian film pendek, BNPT melalui FKPT Jatim mengadkan dialog bertemakan “Film sebagai Media Penyebar Gagasan Damai”. Pada dialog yang digelar di Hotel Utami, Jl Raya Juanda Kamis (20/10), turut hadir Inspektur BNPT Dr Amrizal, Ketua FKPT Jatim Soubar Isman, Kabid Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan FKPT Jatim Hesti Armiwulan, dan perwakilan SMA, MA sederajat se Jatim.
Mewakili Kepala BNPT, Inspektur BNPT Dr Amrizal mengatakan, kegiatan karya film pendek SMA, MA dan sederajat merupakan satu kebijakan dan strategi pencegahan terorisme di kalangan pemuda dan perempuan. Serta guna menangkal faham radikal terorisme di Indonesia, khususnya Jatim. BNPT melalui FKPT, lanjut Amrizal, memberikan atensi serius terhadap aksi terorisme.
“Karena Indonesia menjunjung tinggi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, maka lomba karya film pendek bertema “Kita Boleh Beda” merupakan refleksi persatuan yang harus disuarakan generasi muda untuk melawan radikal terorisme yang mengancam keutuhan NKRI,” kata Inspektur BNPT Dr Amrizal, Kamis (20/10).
Menurutnya, munculnya potensi radikalisme terlihat dari sikap intoleransi, pandangan keagamaan yang eksklusif, ketidakmampuan berpikir kritis, dan lemahnya semangat kebangsaan. Untuk itu para pelajar maupun pemuda harus diisi dengan kegiatan positif, baik kegiatan keagamaan maupun sosial. Sebab usia 16-20 tahun sangat rentan terpengaruh paham radikal terorisme.
“Oleh karena usia 16-20 tahun rentan akan doktrin radikalisme dan terorisme, ditambah informasi yang bebas diakses. Kami (BNPT) melalui jajaran FKPT mengajarkan kepada generasi muda bahwa dengan perbedaan dan keragaman di Indonesia ini, kita tetap bisa bersatu dalam mempertahankan NKRI,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua FKPT Jatim Soubar Isman menambahkan, dengan diadakannya acara yang melibatkan kalangan pemuda atau pelajar ini, diharapkan bisa membangun mental dan keyakinan yang kuat demi mempertahankan NKRI. Mengingat jaringan teroris yang sudah merangsak masuk kepada generasi muda, alangkah baiknya isi kegiatan sekolah atau kegiatan pemuda dengan kegiatan yang positif dan berguna.
“Pemuda paling mudah disusupi ajaran-ajaran radikal, karena mental mereka cenderung labil. Untuk itu, dengan adanya acara ini saya berharap mereka bisa memiliki mental dan keyakinan yang semakin kuat untuk menolak ajaran maupun paham radikalisme dan terorisme,” tambahnya. [bed]

Tags: