Cepat Busuk, Ekspor Pisang Kirana Dihentikan

24-pisang-kirana

Terhitung sejak awal tahun 2014 para petani pisang Mas Kirana di Lumajang mengehntikan ekspornya khususnya ke negara Singapura.

Lumajang, Bhirawa
Masa keemasan pisang Mas Kirana  dari Lumajang kini dalam ujian berat. Komoditas yang sempat digadang-gadang akan membawa nama Lumajang melambung  di tingkat internasional harus menerima kenyataan pahit.  Terhitung sejak awal tahun 2014 para petani pisang Mas Kirana di Lumajang  mengehntikan ekspornya khususnya  ke negara Singapura.
‘’ Dari tiga kali melakukan ekspor sebanyak 18 Ton   ternyata petani menderita kerugian sampai ratusan juta rupiah,’’ ungkap  Budi Raharjo, Ketua Asosiasi Petani Pisang Mas Kirana dalam dialog bersama perwakilan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Jatim dan Distan Kabupaten Lumajang, Selasa (23/9).
Penghentian eksport ini  disengaja oleh Asosiasi Petani Pisang di tiga wilayah penghasil komoditi ungggulan ini, yakni dari Kecamatan Senduro, Pasrujambe dan Gucialit.
Lebih lanjut Budi Raharjo mengatakan penghentian ekspor ini dilakukan karena faktor pembusukan produk yang dikirim dalam container. ‘’Saya bersama Pak Dony Ananto, Kabid Produksi Distan sendiri, pernah terbang ke Singapura untuk membuktikannya hal ini,’’katanya.
Ternyata memang benar,  dari pengecekan yang dilakukan, hampir separuh komoditi yang terkirim busuk dan cacat. ‘’Padahal, konsumen Singapura termasuk pembeli yang menjaga kualitas,’’imbuh Budi Rajarjo.
Berangkat dari kenyataan inilah pihaknya ia tidak bisa berbuat banyak sehingga kerugian itu harus dihadapi.   Meski demikian, pihaknya, lanjut Budi akan berupaya untuk memotivasi petani guna kembali bersedia melakukan ekspor kembali dengan bantuan Distan.  ‘’Caranya,  dengan melakukan perbaikan prosedur sejak penampungan di Lumajang,’’tandasnya.
Sehingga komoditi terkirim ke Singapura bisa menjadi lebih baik. Seluruh rangkaian sesuai prosedur, berupaya diperbaiki. ‘’Terutama prosedur pengiriman dan kebun hingga lokasi penampungan hingga pengepakan yang sejauh ini belum standar, untuk diperbaiki,’’jelasnya.
Tujuannya, agar proses pengiriman cepat dan dengan kualitas pengepakan yang baik, potensi pembusukan bisa dihilangkan. ‘’Petani berharap jajaran Dinas Pertanian dan Kementerian Pertanian bisa memberikan fasilitas bagi kami untuk mewujudkannya,’’imbuhnya.
Sebab, potensi ekspor terbuka lebar dan relasi pemesan di Singapura terus meminta pengiriman pisang dari Lumajang.
Menanggapi ini, Sukarman, Kasubid Buah Bidang Hortikultura Direktorat Tanaman Pangan Kementan RI mengatakan, pihaknya akan memberikan bantuan kepada petani sesuai kebutuhan. ‘’Tentunya bantuan itu nanti akan diberikan bersinergi bersama Distan Provinsi Jatim dan Lumajang serta instansi lain,’’jelasnya.
Seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Karena seperti masalah pengepakan, tentunya akan ada transfer teknologi yang terbaik guna menekan kerugian Sementara, Dony Ananto Kabid Produksi Distan Kabupaten Lumajang menyampaikan, masukan yang disampaikan Asosiasi Petani dalam dialog kali ini, akan diupayakan solusinya. ‘’Termasuk memberikan transfer knowledge menajemen yang baik,’’katanya. [yat]

Tags: