Cerita Bahagia Warga Surabaya Sambut Hadirnya Mobil PCR di Gelora Pancasila

Warga Surabaya antre swab untuk pengujian polymerase chain reaction (PCR) melalui layanan mobil keliling yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di pelataran Gedung Gelora Pancasila, Surabaya, Sabtu (30/5). Gegeh Bagus Setiadi

Sempat Ditarik Biaya Swab Rp1,5 Juta oleh Rumah Sakit di Surabaya
Surabaya, Bhirawa
Nikmatul Maula, mengaku lega adanya pengambilan swab untuk pengujian polymerase chain reaction (PCR) melalui layanan mobil keliling yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di pelataran Gedung Gelora Pancasila, Surabaya, Sabtu (30/5).
Warga Sawah Pulo Kecamatan Semampir, Surabaya ini salah satu warga yang antre bersama 300 warga lainnya. Mereka datang lantaran telah mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas setempat.
Kepada Bhirawa, Nikmatul menyampaikan kebahagiaannya karena suaminya bisa menjalani tes swab melalui Layanan Fastlab Mobile Combat COVID-19. Pasalnya, suaminya sempat dinyatakan positif oleh pihak rumah sakit swasta di Surabaya dan diminta swab dengan biaya Rp 1.512.000,-.
“Suami saya dirawat pada awal bulan puasa kemarin karena dinyatakan positif (virus corona, red). Dan diminta swab dengan membayar Rp 1,5 juta lebih oleh rumah sakit Adi Husada Kapasari,” ungkapnya.
Dirasa mahalnya biaya swab, Nikmatul pun memutuskan untuk pulang ke rumah dan melakukan isolasi secara mandiri. Namun, oleh pihak rumah sakit swasta tidak disetujui untuk menolak swab suaminya.
“Saya sempat menolak karena tidak punya uang, kata dokternya tidak bisa. Dan hasilnya keluar 9 harian,” katanya.
Setelah dirawat beberapa hari, Nikmatul bersama keluarga memutuskan untuk meneruskan perawatan di rumah. Langkah ini dipilih karena biaya kamar sehari mencapai Rp 1 juta. Belum lagi biaya untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD).
“Gak kuat bayar saya mas. Saya putuskan untuk pulang,” terangnya.
Saat menjalani perawatan dirumah, Ibu tiga anak ini menyampaikan telah mendapatkan bantuan dari Pemkot Surabaya berupa nasi kotak dan jamu. “Selama di rumah dapat nasi kotak dan jamu, sehari dapat 2 kali,” terangnya.
Datang ke pelataran Gelora Pancasila, Nikmatul mengantarkan suaminya untuk swab gratis. Dengan membawa surat rujukan dari Puskesmas Sawah Pulo. “Kesini dapat rujukan dari puskesmas. Jadi, suami saya diusulkan Dinkes surabaya untuk bisa mendapatkan rujukan dari puskesmas sawah pulo agar bisa kesini,” paparnya.
Meski sudah tidak ada gejala terpapar virus corona, ia tetap mengantarkan suaminya swab. “Kemarin suami saya sudah sehat kok. Kesini untuk memastikan lagi kesehatannya,” imbuhnya.
Pantauan Bhirawa di lokasi, puluhan warga masih antre hingga pukul 18.00 Wib. Mobil PCR ini dihadirkan langsung guna mempercepat proses identifikasi hasil swab. Sedangkan, warga ini terdiri dari Orang Dalam Pengawasan (ODP), Orang Tanpa Gejala (OTG), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta Orang Dalam Resiko (ODR).
Sementara itu, berdasar data dari Pemerintah Kota Surabaya, saat ini terdapat 4 titik lokasi digelarnya tes swab yang memeriksa sekitar 700-an warga dengan golongan ODP, OTG, PDP dan ODR. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan 2 unit mobil PCR.[geh]

Tags: