Cerita Dibalik Surat Siswa Lamongan untuk Ahok

(Siswa Mengaku Dapat Hadiah Lomba Puisi)

Dindik Jatim, Bhirawa
Surat dari seorang siswa di Lamongan kepada Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok menjadi viral belakangan ini. Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim sempat meragukan keaslian surat tersebut lantaran tercatat SMAN 30 yang tidak pernah ada di lamongan bahkan di Jatim.
Setelah ditelusuri, memang benar bahwa ada siswa dari salah satu SMAN di lamongan yang mengirim surat ke Ahok. Namun, cerita soal ijazah ditahan dibantah oleh pihak sekolah dan Dindik Jatim. Kasubbag TU Cabang Dindik Jatim wilayah Lamongan Heru mengungkapkan, siswa bernama Fadila Maretta itu lulus tahun 2017. Setelah mengikuti Ujian Nasional (UN), dia tidak pernah datang lagi ke sekolah. Bahkan untuk melakukan cap tiga jari ijazah.
Sejak lulus hingga surat itu menjadi viral, siswa tersebut tidak pernah menanyakan ijazahnya. Hingga akhirnya dia datang ke sekolah untuk meminta nomor rekening dan bukti tunggakan dari sekolah. Rekening sekolah tersebut katanya akan digunakan untuk menerima hadiah lomba puisi dari Ahok. Hadiah tersebut yang akan digunakan untuk membayar tunggakan ijazah ke sekolah. Pihak sekolah pun tidak serta merta memberikan nomor rekening. Sebab, untuk keperluan menerima hadiah siswa dipersilahkan menggunakan rekeningnya sendiri. “Waktu ke sekolah itu langsung ijazahnya diberikan ke siswa,” kata dia.
Di Lamongan, Heru mengungkapkan hanya ada SMA negeri sebanyak 13 lembaga dan SMK negeri 6 lembaga. Sehingga, dipastikan tidak ada SMAN 30.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menegaskan melalui akun pribadinya, bahwa pengambilan ijazah tidak dipungut biaya atau gratis. Bahkan jika siswa itu berasal dari warga miskin di Jatim akan dibebaskan dari segala pungutan. Pihak sekolah pun pasti akan mengetahui kondisi siswa tersebut. Bila ada surat yang ditujukan secara pribadi ke Ahok seyogyanya disampaikan ke Dindik Jatim, sebab pengelolaan SMA dan SMK dibawah Pemprov Jatim sehingga bisa diambil langkah.
Menurut Saiful, permasalahan yang viral melalui media sosial semacam ini tidak hanya sekali terjadi. Karena itu, pihaknya akan selalu cermat dalam memberikan balasan ke publik khususnya warganet. “Ini eranya teknologi, masyarakatnya juga masyarakat informasi. Jadi kita segera melakukan klarifikasi karena ini menyangkut nama Jatim,” tutur Saiful.
Saiful yakin, masyarakat dewasa ini semakin cerdas dan bijak dalam menyikapi berbagai permasalahan yang mencuat melalui dunia maya. Karena itu, pihaknya juga berusaha pro aktif untuk segera meluruskan setiap kekeliruan yang mungkin terjadi. [tam]

Tags: