Cerita Kepulangan Mahasiwa Asal Lamongan yang Kuliah di Wuhan

Salah seorang mahasiswa asal Lamongan yang kuliah di Wuhan Ayu Winda Puspitasari saat makan nasi boran yang dibawakan Sekdakab Lamongan Yuhronur Effendi.

Berkumpul untuk Saling Menguatkan, Merasa Tak Panik Setelah Dikarantina di Natuna
Kab Lamongan, Bhirawa
Rasa haru bercampur aduk dengan bahagia, menyelimuti kepulangan mahasiswa Kabupaten Lamongan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang menempuh pendidikan di Wuhan, Tiongkok. Para mahasiswa asal Jatim ini terpaksa dievakuasi karena di Wuhan tengah dilanda virus corona.
Ada empat mahasiswa asal Lamongan yang tengah menempuh pendidikan di Central China Normal University (CCNU) Wuhan. Mereka adalah Ayu Winda Puspitasari warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Lamongan, Pramesti Ardita Cahyani warga Desa Brondong, Kecamatan Brondong, Salsabillah Zamzam warga Babat dan Siti Mizabul Ijabah warga Desa Bulutigo, Kecamatan Laren.
Kedatangan para mahasiswa ini disambut bahagia oleh keluarga masing-masing. Salah satunya Ayu Winda Puspitasari, yang tinggal di Jalan Hos Cokroaminoto, Ngaglik Timur, Gang Siwalan No 5, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Lamongan.
Ayu tercatat sebagai salah seorang mahasiswa CCNU di Kecamatan Luonan, Distrik Hongshan Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei. Ia tengah menempuh pendidikan S2 Jurusan Ilmu Pendidikan Bahasa Mandarin. Ayu diketahui sudah berada di Wuhan selama enam bulan.
“Saya sangat bertima kasih banyak kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat begitu pula para anggota TNI yang menjaga kami selama di karantina,”kata Ayu Windasari, saat ditemui di kediamannya, Minggu (16/2).
Ayu bercerita, saat virus corona menyerang Wuhan, kondisi disana sangat mencekam. Kondisi di kota tersebut seperti kota mati karena sepi. Warga tidak ada yang berani keluar rumah. Begitu pula dengan dirinya dan teman-temannya tidak ada yang berani keluar. Apalagi setelah pihak kampus mengimbau agar mahasiswa tidak keluar kampus.
“Sekitar dua minggu kami tidak ada yang berani keluar hingga proses evakuasi. Untuk menghilangkan rasa takut, kami berkumpul melakukan aktivitas sebisanya untuk mengusir rasa panik dan takut. Rasanya kalau kami berkumpul lebih merasa nyaman dan bisa saling menguatkan,” ungkapnya.
Rasa panik dan takut mulai sirna setelah dievakuasi dan sampai di Natuna untuk dilakukan observasi corona selama 14 hari. “Selama 14 hari dikarantina kami sangat senang. Sebab pelayanannya sangat enak. Alhamdulillah kami telah dinyatakan sehat dengan bukti surat kesehatan,” kata Ayu.
Mengenai persoalan kuliahnya, Ayu mengatakan, untuk sementara menempuh kuliah secara online, sembari menunggu keputusan dari pihak kampus dan keputusan dari pemerintah pusat. “Jadi kalau sudah di buka kembali. Pasti kami akan kembali kuliah lagi,” jelas Ayu disamping orang tuanya.
Sementara itu, ayahanda Ayu, Sartono terlihat tidak bisa menyembunyikan rasa kebahagiaannya saat putrinya bisa kembali lagi ke Indonesia. Bahkan suami dari Mariyana Rohmah ini kerap menangis haru disela-sela sesi wawancara dengan sejumlah awak media di rumahnya. “Alhamdulillah bersyukur sekali anak saya datang ke Lamongan juga dalam keadaan sehat,” ungkapnya.
Sejak virus corona menyerang Wuhan, kata Sartono, dirinya mengaku cemas dan khawatir akan nasib keselamatan anaknya di sana. Terlebih jika ia melihat berita di televisi yang menayangkan kondisi sejumlah WNI yang berada di Wuhan kekurangan stok makanan dan terisolasi di dalam kamar asrama mahasiswa. Bahkan saking cemasnya, setiap hari Sartono terus komunikasi dengan Ayu. “Tidak henti-hentinya telepon,” kata Sartono sembari terlihat berkaca-kaca matanya.
Perasaan cemas dan khawatir yang dirasakan Sartono mulai memudar, kala pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi 238 WNI pada 2 Februari 2020, lalu dari Bandar Udara Internasional Tianhe, Tiongkok menuju Bandara Hang Nadiem, Batam. Ayu dan ratusan WNI pun di menjalani karantina, sebelum akhirnya dikembalikan ke daerah masing-masing. “Pas di Natuna, rasa cemas saya sedikit berkurang,” ungkapnya.
Karena Ayu sudah kembali lagi ke Lamongan, Sartono pun sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat maupun daerah, yang sudah mengupayakan anaknya pulang di tengah merebaknya virus corona. “Terima kasih kepada pemerintah dan harapan kami semoga wabah virus corona ini berakhir dan anak saya bisa kembali belajar ke Wuhan,” tandasnya.
Tak hanya keluarga yang merasa senang atas kepulangan Ayu, Pemkab Lamongan juga turut bahagia atas kepulangan salah seorang warganya dari Wuhan. Hal itu terlihat dari kedatangan Sekda Kabupaten Lamongan, Yuhronur Effendi yang datang langsung ke rumah Ayu dengan membawa nasi boran.
“Assalamualaikum, ini Winda saat telekonferen kemarin itu ya. Yang kangen nasi boran,” kata Yuhronur Efendi, mengawali sapaanya saat mulai memasuki rumah.
Ayu bersama orang tuanya pun kemudian turut menyambut Yuhronur dengan kebahagiaan. “Iya Pak Terima kasih, sudah di bawakan nasi boran. Saya sudah kangen dengan nasi boran. Selama di Wuhan saya merindukan makanan khas ini,” ungkapnya.
Ayu mengaku sangat senang sekali, tak hanya bisa ketemu keluarga di rumah, tapi juga mengobati rasa kangennya untuk makan nasi boran. Lantaran saat menyebarnya virus corona di Wuhan untuk makanan harus berhati-hati.
“Kami di sini bersama dinas kesehatan memastikan kedatangan Ayu dari Wuhan saat ini dalam keadaan sehat wal afiat. Untuk itu kita imbau kepada masyarakat bahwa Ayu dinyatakan bebas dari virus corona dan tidak perlu takut untuk berdekatan seperti yang saya lakukan saat ini. Masyarakat bisa berkomunikasi seperti biasa dengan mbak Ayu,” pungkasnya. [Alimun Hakim]

Tags: