Cerita Mistis Lonceng Sekolah Cina di Situbondo

Umaisaroh, salah satu guru SMPN I Panji, Kabupaten Situbondo menunjukkan lonceng unik. [sawawi]

Tak Ada yang Berani Membunyikan Karena Akan Timbulkan Bahaya
Kab Situbondo, Bhirawa
Ada lonceng tua yang hingga kini masih tersimpan baik di SMPN 1 Panji, Situbondo. Lonceng yang biasa digunakan sebagai bel bekas sekolah Cina itu menyimpan cerita mistis, yang hingga kini masih diyakini kebenarannya. Seperti apa ceritanya ?.
Konon puluhan tahun silam, ada sebuah bel lonceng besar yang menjadi kisah unik dan membuat bulu kuduk berdiri. Memang hingga kini tidak jelas sudah berapa tahun usia lonceng tersebut. Bahkan siapa pembuatnya dan beli dimana, tidak ada yang tahu secara persis. Namun berdasarkan cerita masyarakat secara turun temurun, lonceng unik itu dulunya sempat digunakan sebagai bel sekolah Cina, di Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Kini sekolah itu sudah ditempati SMPN I Panji-Situbondo.
Dari penulusuran Bhirawa, hingga saat ini, alat penanda jam masuk, jam istirahat dan jam pulang sekolah itu banyak menyimpan cerita unik dan mengharukan sekaligus mistis. Misalnya saja seperti dituturkan MA Junaidi, Ketua Komite SMPN 1 Panji, Situbondo belum lama ini.
Kata pria yang lama aktif di sebuah LSM itu, keberadaan bel tersebut tidak boleh dipindah dari tempat awal penyimpanan. “Kalau nekat dipindah nanti diyakini akan menimbulkan berbahaya,” ujar pria yang berdomisili di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kab Situbondo itu.
Dia mengkisahkan, pernah sekali waktu ada yang memindahkan dari tempat aslinya. Waktu itu memang harus dipindah karena sedang ada pembangunan ruang kelas baru yang sekarang ditempati sekolah lanjutan pertama negeri tersebut. “Kalau tidak salah, salah satu kontraktor pembangunan sekolah sempat memindahkan ke salah satu ruangan lain. Kontaktor tidak tahu jika lonceng tidak sama dengan lonceng pada umumnya,” jelas Junaidi.
Apa yang terjadi? Secara tidak sengaja, tutur Junaidi, dibagian telinga kontraktor itu tidak selalu mengiang dan selalu terdengar suara seperti bunyi bel. Suara itu tetap berbunyi hingga si kontarktor pulang ke rumahnya.
“Bahkan waktu kontraktor menyetir mobil pun suara lonceng itu tetap terdengar seperti ada suara bel. Karena suara itu tetap tidak mau hilang, akhirnya si kontraktor tersebut sempat nabrak dinding rumahnya,” cerita Junaidi dengan mimik serius.
Setelah kejadian itu, lanjut Junaidi, tidak ada lagi yang berani memukul bel atau memindahkan posisi bel lonceng tersebut. Sebab, jika dipukul selalu berbunyi dan menimbulkan efek berbahaya. Sampai sekarang pun lanjut Junaidi, tidak ada seorang pun yang berani mengotak-atik posisi lonceng besar tersebut. “Ada keanehan yang lain, jika diangkat manusia, beratnya bisa mencapai dua kuintal. Padahal, berat aslinya hanya dua kilogram. Bahkan kadang-kadang mengeluarkan aroma yang wangi,” katanya.
Salah satu guru SMPN I Panji, Umaisaroh, juga mendengar cerita yang sama seperti yang dialami MA Junaidi. Kata Saza-panggilan akrab Umaisaroh-sebelum lonceng itu dipindah, pernah terjadi cerita mistis lain. Saat itu, ada guru dan staf SMPN 1 Panji melaksanakan salat jamaah Magrib di musala yang lokasinya tidak jauh dari bel tersebut. Dia mengatakan, jumlah jamaah yang salat hanya tiga shaf. “Namun yang aneh, ketika salat selesai jumlah shaf semakin bertambah banyak. Saat imam menoleh ternyata sampai ada 12 shaf dengan menggunakan pakaian putih semua,” ungkapnya yang dibenarkan Junaidi.
Dari kisah lonceng itu, menurut Saza, ada beberapa peristiwa unik yang terjadi. Beberapa orang kerap melihat bertambahnya jumlah jamaah yang melaksanakan salat. Namun ketika bel lonceng itu tidak ada disitu, maka tidak pernah terjadi lagi peristiwa-peristiwa unik seperti sebelumnya. Lonceng itu sejatinya berada disebuah tempat yang diberi disebuah penyangga besi. “Tidak jauh dari penyangga itu, dulu ada bangunan musala yang kini dijadikan ruang kelas,” lanjut Saza.
Saat ini, urai Saza, lonceng tersebut sudah ditempatkan di aula SMPN 1 Panji, Situbondo. Tidak ada satu orang pun yang berani memindahkan atau membunyikan lonceng itu. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, papar Saza, pihak sekolah berencana membuatkan tempat khusus di tempatnya yang lama. “Salah satu benda kuno tersebut perlu dijaga dengan sebaik-baiknya. Makanya, sekolah selalu memastikan bel itu akan tetap ada di SMPN I Panji, Situbondo,” pungkas Saza. [sawawi]

Tags: